*bel pulang sekolah*
Ketika gue lagi masukin buku ke dalem tas, ka alvon masuk ke
kelas gue.
“hei ra, mau ikut jenguk anak-anak yg wktu itu?” Tanya ka alvon
“boleh.. yuk langsung aja.” Kata gue cepat.
Ketika di perjalan ke rumah sakit kita ngobrol-ngobrol di
mobil
“kaka nanti kalau lulus mau lanjut ke mana?” kata gue
“ummh kedokteran UI.” Kata dia cepat
“ohhh bagus.” Kata gue
“nanti begitu lulus S1, aku mau lanjut spesialis. Dokter onkologi.” Kata dia
lagi
“onkologi itu apa ya ka?” Tanya gue bingung
“onkologi itu kanker” jawab ka alvon
“ohh..” Tanya gue lagi
Belum sempat ka alvon melanjutkan perbincangan, tiba-tiba
gue melihat darah segar keluar dari hidung ka alvon. Gue panic, tapi ka alvon
belum menyadari kalau dia mimisan ka alvon masih asik menyetir.
“ka, kaka mimisan tuh! Kaka sakit?” kata gue segera menyadarkan ka alvon
Ka alvon reflex langsung meraba hidungnya, yang sudah banyak
mengeluarkan darah. Ka alvon, mengelap mimisannya dengan tangannya, sehingga
membuat darah tersebut malah kemana-mana.
“di lapnya pake tisu ka. Sini sini sama aku di lap” kata gue
sambil mengelap hidung ka alvon yang terkena darah tersebut.
ka alvon menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Gue keluar mobil untuk
membasahi tisu, gue lap tangannya yang tadi terkena darah juga. Tapi darah yang
keluar dari hidung ka alvon tidak berhenti-berhenti.
akhirnya gue keluar dari mobil, pergi ke sebuah warung yang letaknya tidak
terlalu jauh dari mobil ka alvon, di sana gue membeli ice cream.
gue berlari-lari, saat sampai di mobil gue kompres hidung ka alvon agar
mimisannya berhenti.
saat itu gue melihat ka alvon sangat pucat, dia tidak mengatakan apa-apa saat
mimisan.
Ketika, mimisan tersebut sudah tidak keluar lagi, kita
melanjutkan perjalanan ke rumah sakit kanker.
“ehm, andara makasih ya” kata ka alvon sambil melirik ke
arah gue
“ohh, ia sama-sama ka” jawab gue sambil tersenyum.
Perjalanan ke rumah sakit terasa sangat lama, karna di dalam
mobil gue dan ka alvon sama sekali tidak ngomong. tidak Seperti biasanya.
ketika sampai di rumah sakit, seperti biasa ka alvon menggandeng tangan gue.
Ketika di lorong rumah sakit, ada seorang dokter nyamperin
kita.
“alvon..” seru dokter tersebut
“hallo dokter,..” jawab ka alvon, lalu langsung melihat ke arah gue.
“ummh andara, aku boleh ngobrol sebentar sama dokter? Kamu tunggu aku sebentar
di depan lift ya.” Kata ka alvon lagi. Gue hanya mengagguk dan tersenyum.
Saat itu ka alvon terlihat
mengobrol sama dokter tersebut, dan gue fikir pasti tentang anak-anak. Ah ka alvon emang care banget sama anak-anak.
Gue bangga banget.
Akhir-akhir ini gue jadi sering main ke rumah sakit sama ka
alvon.
gue jadi seneng main ke sana,.
Tapi satu minggu terakhir ini, gue main ke sana sendirian.
Mungkin ka alvon lagi ada urusan keluarga 1 minggu ini. Soalnya udah 1 minggu
ka alvon ga masuk sekolah.
Gue kangen banget sama ka alvon,
tapi mungkin dia lagi sibuk banget 1 minggu ini. Jadi belum sempet ngabarin
gue. Gue tlp pun hpnya ga aktif.
Waa ini tepat 3 minggu ka alvon ga kesekolah.
di kelasnya sih di tulis kalau ka alvon sakit! Sakit apa? Kenapa ka alvon ga ngabarin gue?
gue Tanya ke anak-anak kelasnya ga ada yang tau kalau ka alvon sakit apa.
setelah 3 minggu gue ga denger kabar ka alvon, tiba-tiba ka alvon sms gue.
From : ka alvon
Hallo andaraku yang
paling cantik.
maaf ya 3 minggu ini aku ga ngasih kabar ke kamu.
aku lagi sakit,
tapi kamu ga perlu khawatir, aku sakit tipes ko. Hehe
aku kangen banget sama kamu.
bisa ga kamu kirim video kamu lewat e_mail.
aku tunggu ya.. :))
salam kangen dari orang yang sayang banget sama kamu! <3
Gue sedikit tenang mendapat
kabar dari ka alvon. Akhirnya gue kirim video ke ka alvon. Di video itu gue
bilang kalau gue kangen banget sama ka alvon.
sekarang ka alvon ga pernah nyalain hp’a. e_mail dari gue juga ga pernah di
bales sama ka alvon!
Akhirnya ka alvon masuk sekolah juga.
Hari ini ka alvon mau sekalian ngambil ijasah dan buku
kenangan.
gue seneng bisa liat dia lagi, walau nanti gue dan ka alvon ga akan satu
sekolah lagi.
“KA ALVON!!” teriak gue, sambil
berlari menghampiri ka alvon.
“hei ra, kangen banget deh sama kamu.” Kata ka alvon lalu tersenyum
“ka, kok kaka kurusan sih? Pucet lagi. Kaka masih sakit?” Tanya gue sedih
“namanya juga tipes ra, haha. Eh aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Ikut
yuk..” kata ka alvon.
gue mengangguk lalu ka alvon menggandeng tangan gue.
lagi-lagi gue seneng banget ka alvon ngegandeng tangan gue, menuju mobilnya.
walau gue tau, ka alvon sama sekali ga pernah minta gue jadi pacarnya.
ya selama ini, kita ga pacaran. Tapi tingkah kita seperti orang pacaran.tapi
gue nikmatin aja semua kebersamaan antara gue dan ka alvon selama kita1
sekolah.
Hari ini seperti biasa kita ke swalayan buat beli coklat.
Lalu jenguk anak-anak penderita kanker.
sampai di sana, kita bener-bener seneng-seneng. Gue ikut nyanyi-nyanyi sama
anak-anak. Gue rasa ini ga kaya biasanya, ini seru banget. Gue seneng bisa ada di antara anak-anak ini.
Begitu juga ka alvon, dia begitu menikmati kebersamaan ini.
Setelah selesai jenguk
anak-anak, ka alvon ngajak gue ke tempat lain.
tapi ketika di lorong rumah sakit, gue dan ka alvon ketemu sama dokter yang
waktu itu. Ka alvon tersenyum kearah gue, lalu nyamperin dokter itu lagi.
Mereka terlihat berbincang serius. Lalu ka alvon berlari kearah gue “yuk pergi
sekarang” katanya sambil tersenyum
Ka alvon mengajak gue ke kawah putih kebetulah kalau dari
rumah sakit jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 2 jam perjalanan. Kita lalu
parkir mobil ka alvon ngajak gue foto-foto di sana. Terus ketika beristirahat
ka avlon membeli sebuah minuman,
“nih buat kamu, Fanta. Dulu aku pecahin Fanta kamu kan.
Sekrang aku gantiin.” Ka alvon memberikan pelastik berisi Fanta.
5 menitan kita diem. Menikmati indahnya kawah putih.
“ra, aku seneng banget hari ini. Bisa seharian bareng-bareng
sama kamu” kata ka alvon
“aku juga. Kapan-kapan kita kaya gini lagi ya ka.” Kata gue sambil tersenyum
manis kea rah ka alvon
Ka Alvon tidak menjawab dia
hanya tersenyum.
tiba-tiba hidung ka alvon lagi-lagi mimisan. Segera menngelap darah yang
keluar, tapi ka alvon hanya tersenyum.
Masa sakitnya tipes tapi kok mimisan
terus pikir gue heran.
4 minggu ka alvon ga ada kabar.
hingga suatu hari,ka david, kakanya ka alvon jemput gue dia ngajak gue ketemu
sama ka alvon.
gue seneng banget saat itu. Ka david ngajak gue ke rumah sakit tempat bisa kita
jenguk anak-anak kanker. Gue seneng bangt sebentar lagi gue ketemu ka alvon.
Pasti ka alvon lagi jenguk anak-anak penderita kanker deh.
Tapi tunggu dulu! Kenapa ka david menekan lantai 5 saat di
lift rumah sakit? Padahal kan ruang anak penderita kanker ada di lantai 3. Guee
mengikuti saja. Saat sudah sampai pada sebuah ruangan ternyata itu ruang ICU!
Apa?!!!! ICU, oh mungkin ka alvon lagi jenguk seseorang di sana.
ka david memakaikan baju khusus dan penutup rambut agar gue bisa masuk ke
ruangan itu.
“mungkin dia nunggu kamu” kata ka david. Gue hanya mengagguk, lalu masuk ke
dalam ruangan. Di temani oleh ka david.
“KA ALVON!” teriak gue histeris.
reflex gue langsung berlari ke arah ka alvon. Ka alvon terkulai lemah di
ranjang pasien! Gue melihat ka david, matanya sudah berkaca-kaca.
Gue duduk di sebelah ka alvon. Gue nangis sejadi-jadinya.
Wajah ka alvon yang ceria, kini terlihat sangat pucat. Tangan kiri ka alvon di
tusukan jarum infus, di tangan ka alvon ada alat yang di jepitkan pada jari
tengahnya. Di dada ka alvon di tempeli alat-alat kedokteran. Mulut ka alvon di
masukan selang besar berwarna biru. Di hidunynya ada selang untuk oksigen.!
gue di situ hanya bisa nangis. Alat-alat kedokteran di sana berbunyi sangat
menyeramkan (tiiit tiit tiit)
Ka davin memegang pundaku. Gue menangis sejadi-jadinya gue
pengang tangan ka alvon, masih hangat.
“ka alvon bangun. Aku kangen
sama senyum kaka. Anak-anak juga kangen sama kaka. Kaka bangun!” isak ku. Aku
mencium kening ka alvon.
“aku sayang sama kaka. Bangun ka. BANGUNNNNNNNNN!” lanjutku, aku
menggoyang-goyangkan badan ka alvon. Tapi tak ada reaksi.
ka david menahan badanku agar aku berhenti menggoyang-goyangkan badan ka alvon.
“udah hampir 4 minggu alvon koma. Mungkin dia nunggu kamu de”
Keesokan harinya..
Gue memasuki ruang ka alvon. Gue melihat ka alvon masih
seperti hari kemarin. Diam dan masih dengan alat-alat kedokteran yang melekat
di tubuhnya. Gue duduk di sebelah ka alvon, gue pegang tangannya, gue kembali
meneteskan air mata. Tiba-tiba gue mendengar langkah kaki yang mendekat, gue melihat
ka david menghampiri gue. Dia memberikan gue tisu dan memberikan sebuah kertas.
gue membaca tulisan berinta biru yang gue tau jelas itu tulisan ka alvon..
“gue nemuin di kamar alvon 3 hari yang lalu.” Kata ka david
Ternyata itu adalah surat dari ka alvon. Isinya :
To : calon bidadari surgaku, andara christabel
from : alexander alvonsus
Hari ini aku seneng banget bisa satu
hari penuh bareng-bareng sama kamu.
sebenernya hari ini aku ga boleh pergi2 kata dokter. Tapi aku minta untuk hari
ini aja
sebelum aku di operasi besok. Aku takut banget ra operasinya gagal.
untuk itu hari ini aku ingin meluangkan waktu untuk kita.
kamu ga tau kan, selama ini aku sakit kanker di bagian dada. Makanya aku kenal
sama anak-anak itu karna aku sering ke rumah sakit buat cek up. Maaf aku ga
pernah ngasih tau kamu tentang penyakit aku ini. Besok aku operasi ra, kalau
operasi ini gagal pasti kamu akan baca surat ini. Aku udah nitip surat ini ke
ka david.
sekarang kamu pasti liat aku lagi terbaring di ruang ICU, atau mungkin sekarang
kamu lagi liat aku udah di kubur. Bener kan operasinya pasti gagal. Kanker ini
udah stadium 2 ra, jadi pasti udah nyebar banget. Sebenernya percuma aku di
operasi toh, ini ga akan nyembuhin aku kan.
tapi orang tua aku bersikeras ingin aku di operasi. Kamu ingat dokter yang
waktu itu aku temui? Dia dokter yang menangani penyakitku, dokter spesialis
onkologi toraks.
hebat ya!
oh ya ra, aku kemarin dapet surat dari UI aku keterima kedokteran di sana jalur
undangan!
aku seneng ra, tapi aku juga sedih. Walaupun keterima aku ga akan bisa kuliah
di sana.
kamu bisa liatkan operasinya aja gagal. Itu tandanya sedikit banget kemungkinan
aku bisa bertahan.
aku seneng banget kenal sama kamu, aku juga seneng banget kamu mau nemenin aku
jenguk anak-anak penderita kanker. Saat itu kamu ga hanya hibur mereka, tapi
kamu juga hibur aku.
aku ga pernah nyangka pertemuan kita sangat tidak di sengaja,
aku memecahkan Fanta yang kamu beli di kantin.
maaf ya, aku ga pernah bilang kalau aku cinta sama kamu, walau sebenernya aku
memang cinta sama kamu. Dari dulu setiap aku pergi bareng kamu, aku ingin
banget bilang “andara mau ga kamu jadi pacar aku” hahaha tapi aku nahan diri.
Aku gamau buat kamu sedih. Aku hanya ingin bersamamu menjalani hidup sampai ku
mati. Makanya aku sebut kamu, hidup dan matiku
“Makasih
selama ini, kamu udah jadi orang yang selalu ada buat aku”
..Love you..
Gue nangis hebat setelah baca
surat itu di ruang ICU. Gue menggenggam tangan ka alvon yang lemah.
“aku juga sayang banget sama kaka.” Kata gue lalu mencium keningnya.
setelah itu gue melihat ka alvon meneteskan air mata.
“kalau kaka mau pergi, aku udah ikhlas. Tunggu aku di surga nanti ya ka. I love
u” kata gue sambil meneteskan air mata..
tiba-tiba monitor jantung di sebelah gue berbunyi nyaring. Gue melihat,
monitornya. Dan gue langsung teriak-teriak manggil dokter. Dokter masuk, dan
ternyata ka alvon udah ga ada.
(3 tahun kemudian)
Ka alvon udah tenang di sana,sekarang gue terdaftar jadi simpatisan di
rs.dharmais rumah sakit kanker terbesar di Indonesia. Gue ingin ngehibur
anak-anak yang punya sedikit harapan untuk hidup lebih lama. Dan 2 tahun
kemaren gue udah resmi menjadi mahasiswi di FK UI. gue ingin menjadi dokter
kanker deh, sama kaya cita-cita ka alvon. Gue ingin menyelamatkan dan nolong
lebih banyak orang yang menderita penyakit kanker seperti ka alvon. Semoga ka
alvon juga seneng liat gue sekarang. gue bangga pernah mengenal sosok cowo
penderita kanker di bagian dada, yang tidak pernah ngeluh, punya banyak
semangat, mempunyai cita-cita yang mulia, selalu berusaha melukiskan senyum di
wajah orang lain,
dan
peduli sama anak-anak penderita kanker
“tunggu aku di surga ya ka.!”
~tamat~