Jumat, 10 Juli 2015

Dari adikmu yang selalu cengeng

Entah aku harus memulainya dari mana…

Entah perasaan apa yang seharusnya aku rasakan sekarang…

Harinya telah tiba, hari yang selama ini selalu membuat aku gelisah dan ketakutan akan kehilanganmu.
hari ini, mungkin akan menjadi hari yang paling aku benci seumur hidupku.

Hal yang paling tidak aku inginkan akhirnya terjadi hari ini !
Kamu pergi..

hari ini sebuah universitas negri telah mengeluarkan pengumuman penerimaan mahasiswa baru.
dan kamu dinyatakan ‘DITERIMA’ di salah satu universitas negri di luar sana.
“selamat” mungkin seharusnya kata itu yang aku ucapkan padamu saat ini.
tapi rasanya bibir ini begitu kelu untuk hanya mengucapkan kata itu,
bahkan hanya untuk sekedar mengetik pesan singkat kepadamu saja jari ini begitu kaku..

Kamu di terima di salah satu universitas negri yang aku tidak tahu di mana.
tapi teman-temanmu bilang kamu di terima di salah satu universitas negri di luar bandung. Tapi mereka tidak memberi tahu nama universitas dimana kamu akan melanjutkan.

Mereka meminta aku untuk bertanya langsung padamu. hmmm
rasanya lebih baik aku tidak tahu di mana kamu akan menuntut ilmu nantinya. Rasanya aku tidak perlu tahu!
ya…aku tidak perlu tahu..!

Aku sekarang harus benar-benar terbiasa untuk tidak bergantung padamu! Aku harus terbiasa, walau aku tidak yakin aku bisa.
karna selama ini aku benar-benar tidak bisa jauh dari kamu.

Teman-temanmu berkata aku berlebihan! Mereka tidak pernah mengerti.. mereka tidak pernah merasakan. Mereka tidak pernah tau bagaimana rasanya berada diposisiku sekarang.

Aku….aku terlalu bergantung padamu..

Kamu pasti akan mengerti betapa kehilangannya aku.. betapa menyakitkannya perasaan ini..

Kamu akan pergi, bukan untuk waktu yang sebentar. Dan ini tidak mudah bagiku.
tidak mudah untuk terbiasa hidup tanpamu!

Dulu kita janji untuk kuliah di universitas yang sama, tapi akhirnya aku memilih kuliah di bandung karna berbagai alasan. Lalu, tanpa aku ketahui kamu mendaftar di salah satu universitas di luar kota! Bodoh.. apa ini ?! kamu memang berniat untuk meninggalkan aku? HA?!!
Ini terlalu menyakitkan.. kehilangan seseorang yang sangat dekat untuk waktu yang lama.. sangat lama..
Hmmm..

Sekarang aku harus terbiasa menghadapi kerasnya dunia di luar sana tanpa bantuan kamu lagi.
sekarang aku ngerti kenapa beberapa bulan kemarin kamu sedikit menjauh, mungkin kamu ingin aku mulai terbiasa sedikit demi sedikit kehilangan sosokmu.
apakah kamu percaya aku dapat berdiri tegak sendirian tanpa bantuanmu?

Ketika ada orang asing mengangguku lagi, apa yang harus aku lakukan ketika tidak ada kamu di samping aku? menonjok mereka, seperti yang kamu lakukan dulu? Apakah aku mampu?

Ketika tiba-tiba aku sakit di suatu tempat dan kedua orang tuaku sedang sibuk bekerja, siapa orang pertama yang harus aku telpon untuk menjemputku tanpa harus menanyakan “kamu sakit apa deb?” ?

Ketika teman-teman pergi main, siapa yang harus aku tumpangi? Siapa yang dengan jelas tau kalau aku ga bisa naik motor dengan sangat ngebut karna itu bisa membuat badan aku membiru? Siapa yang dengan jelas tau alamat rumahku? Siapa yang dengan jelas tau kalau aku ga suka pakai helm? Siapa yang dengan jelas tau ketika hujan aku tidak pernah bawa jas hujan? Siapa  yang dengan jelas tau ketika hujan turun langsung minjemin aku jas hujan, dan dia pakai celana hujannya? SIAPA?

Ketika aku disalahkan, siapa yang percaya aku benar? Siapa yang menyuruh aku diam dan dia mati-matian ngebela aku di depan umum?

Ketika aku kebingungan siapa yang harus aku mintai tolong, siapa yang selalu ada di posisi pertama yang tulus memberikan aku pertolongan?

Ketika aku berjalan di suatu tempat, lalu ada “om-om” yang menggoda aku seperti waktu itu. Siapa yang akan menyuruh aku berjalan di sampingnya? Siapa yang akan membuat aku merasa aman? Siapa yang akan menjamin bahwa aku akan baik-baik saja ketika berada di sampingnya?

Ketika aku takut untuk masuk ICU, UGD, ataupun tempat menyeramkan di rumah sakit. Siapa yang akan menggandeng aku untuk berjalan memasuki ruangan itu lagi? siapa yang akan membuat aku merasa tenang?

Ketika aku sakit dan tidak bisa mengambil obat-obatan ku, siapa yang tahu posisi aku menaruh obat? Siapa yang tahu berapa obat yang harus aku minum? Dan siapa yang tahu obat mana yang harus aku minum pertama kali?

Ketika aku marah dan memilih pergi. Siapa orang yang akan menahan aku? Siapa orang mengejar aku? Siapa yang buat marah aku mereda? Siapa yang rela hujan-hujanan untuk mengejar aku dan menyuruh aku untuk tetap tinggal?

Ketika aku lelah belajar dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Siapa orang yang akan duduk di sebelah aku dan menyuruh aku tidur di meja samping dia?

Ketika macet di perjalanan, siapa yang akan selalu bilang ‘pantat aku sakit’ ? siapa yang akan menyanyi lagu keras-keras dengan aku lagi? dan siapa yang akan aku pijitin punggungnya karna capek menyetir?

Ketika aku belum di jemput. Siapa yang akan setia nemenin aku sampai aku di jemput? Siapa yang selalu ngomel tapi tidak pernah pergi ninggalin aku sendirian?

Ketika ada orang gila. Siapa yang tahu aku sangat takut pada orang gila? Siapa yang akan menyuruh aku tutup mata dan menuntuntun aku sampai melewati orang gila itu?

Ketika ada temanmu yang bercandain aku. Siapa yang akan marah? Siapa yang akan menyuruhku lagi untuk menonjoknya?

Ketika pergi dan aku lupa bawa jaket. siapa yang tau aku tidak bisa kedinginan? Dan siapa yang rela pulang ke rumahnya untuk sekedar membawa dan meminjamkan aku jaket?

Ketika kamu dapat menjawab dan menemukan siapa orang itu? Mungkin saat itu aku sudah terbiasa kehilangan sosokmu..

Entah kapan saat itu akan datang.. entah siapa orang yang akan menggantikan sosokmu itu..

Yang jelas.. saat ini aku belum terbiasa kehilangan sosokmu.

Oia, kamu dan teman-temanmu akan mengadakan farewell party, ya? Kamu mengirim sebuah pesan singkat yang sampai detik ini belum ku balas, dan aku pikir aku tidak akan pernah membalasnya.

Jika acara ini adalah sebuah ‘pesta perpisahan’ aku tidak akan pernah ikut! Aku tidak ingin ada sebuah kata pisah dari persahabatan kita.
berpestalah saja dengan teman-temanmu yang lain, aku akan memastikan bahwa aku tidak akan hadir di sana.

Selamat atas keterimanya kamu di universitas! Tumbuhlah menjadi pria yang semakin dewasa dan bijaksana. Tetaplah menjadi sahabat terbaik aku!
aku tidak mungkin melupakanmu.. jangan marah hanya karna aku tidak menghadiri acara itu, bukan berarti aku tidak ingin tapi karna aku tidak bisa.
dari pada aku merusak suasana karna tangisan cengengku, lebih baik aku di rumah saja dan berdoa yang terbaik untuk kamu.

Kamu tidak pernah bisa melihat aku nangis, kan? Aku tidak akan menunjukan tangisan cengengku di depanmu lagi.
ketika aku kuat menahan air mata untuk melihat kepergianmu nanti, aku pastikan aku akan datang dan mengantar kepergianmu nanti.

Tapi ketika aku belum kuat menahan air mata, aku tidak akan pernah datang.
Jangan menunggu aku, pergilah dan berangkatlah sesuai jadwal yang ditetapkan.

Aku akan muncul di hadapanmu sebagai cewek yang kuat! Yang tidak cengeng di hadapanmu lagi.
sampai bertemu di waktu nanti…………..sahabat.. :’)
.
.
.
“karna dengan kamulah ada hari paling indah dalam hidup saya”



Dari 
Adik manismu yang selalu cengeng :’)

Selasa, 23 Juni 2015

dari adik yg selalu menyusahkanmu

To : ka dokter

Hello.. ka…..

Lama sekali kita tidak bertegur sapa. Apa kabar kaka?
ketika chat terakhir kita bahkan aku tidak sempat menanyakan kabar kaka. Tapi aku selalu berharap dan yakin kalau kaka di sana dalam kondisi yang baik-baik saja.
akhir-akhir ini banyak sekali orang yang tidak sengaja malah membuat aku teringat pada kaka.

Mulai dari sahabat kaka yang tiba-tiba chat ke aku. Sampai segala kejadian yang benar-benar membuat aku teringat pada kaka.
hari jumat lalu, ada seorang anonym menulis sebuah question dan mengirimkan pada akun ask.fm aku ka. Anonym itu menanyakan padaku “ka, hari minggu kosong ga :D? “
aku baru melihat question itu hari minggu sore.
kaka tau sesuatu? Aku berharap queston itu dari kaka. Entahlah, aku sering sekali mendapat question seperti itu dari anonym yang lain tapi rasanya question ini berbeda. Emot yang dia pakai di akhir kalimat, seperti emot  yang selalu kaka pakai di akhir kalimat saat kita sedang chat.
aku berharap itu kaka..

Tapi aku baru menyadari sesuatu,
bukankah kaka sudah tidak lagi peduli pada aku?
bahkan mungkin kaka udah tidak ada niat sedikitpun untuk ada kontak dengan ku, benar?
oh mungkin juga kaka udah ga ingiin kenal lagi sama aku?

Ya aku bisa melihat itu dari percakapan terakhir kita.
aku sengaja memberitahu kaka tentang semua kondisi aku, bahkan kondisi terburuk aku sekalipun.
mungkin kaka berfikir aku mencari perhatian dari kondisi seperti itu seperti kebanyakan orang lain berpikir, tapi aku sama sekali tidak punya niat untuk di perhatikan oleh kaka dengan kondisi seperti itu.

Apakah kaka mengerti jika seseorang telah jujur menceritakan semua kondisinya bahkan sampai kondisi terburuk artinya orang itu telah benar-benar mempercayai kaka?

Ya aku mempercayai kaka.
kata dokter, aku ini anak spesial ka.
tidak semua orang bisa menerima kondisi aku termasuk kaka.
aku udah banyak kehilangan teman, hanya karna mereka tau kondisi terburukku dan mereka berfikir aku ingin mencari perhatian mereka. Itu alasan yang paling sering ku dengar. Jadi aku udah siap mendengar alasan itu lagi ketika nanti kaka meninggalkan aku juga. Mmm aku udah mulai terbiasa dengan kondisi seperti ini ka.

Aku ingin ngeliat seberapa banyak ketulusan kaka, aku ingin ngeliat seberapa setia kaka.
ternyata………….
kaka sama seperti kebanyakan orang. Pergi meninggalkanku ketika aku memberi tahu kondisi terburuk aku.
tidak apa-apa ka. Aku tidak marah sama kaka, itu hak.

Hak kaka untuk memilih bertahan atau pergi. Dan kaka memutuskan untuk pergi. Silahkan pergi ka, aku tidak akan menahan kaka untuk tetap di samping aku. Aku tidak mungkin memaksa kaka tetap tinggal tapi hati kaka ingin pergi menjauh dari aku.
it’s oke ka, aku sudah terbiasa.

Semangat ya dines di rumah sakitnya. Jadilah dokter yang paling hebat.
semoga kaka bisa menolong banyak sekali anak-anak spesial, supaya mereka tidak merasakan rasanya di tinggalkan teman karna kondisi terburuk mereka.
selamat berjuang kaka dokter,

Selamat bertugas di rumah sakit ,ka dokter.
semangatlah menyembuhkan banyak anak-anak spesial di luar sana, jangan pernah berfikir kaka hanya bisa menyembuhkan seseorang.
ka dokter, ketika kaka menyembuhkan satu orang anak, kaka telah membuka satu buah mimpi kehidupan.
bangkitkan mimpi anak-anak itu ya ka dokter, bukakan pintu yang lebar untuk mereka bisa melihat masa depan.

Kamu di berikan jalan untuk menjadi kaki tangan Tuhan.
kamu adalah calon penyelamat mimpi banyak anak. Berjuanglah, belajarlah dengan giat.
walau kamu tidak akan pernah tau bagaimana menyakitkan dan menderitanya menjadi anak spesial. Setidaknya kamu tahu bagaimana cara menyembuhkan dan membuat mereka berani mempunyai mimpi untuk masa depan yang lebih baik


sincerely
anak kecil yang selalu menyusahkanmu

Senin, 22 Juni 2015

Bandung-Bali

Udah lama kita ga ketemu, apa kabar kamu?

Aku bahkan ga tau kamu di sana dalam kondisi yang bahagia atau sebaliknya.
aku bahkan sedikitpun ga pernah denger berita tentang kamu. Itu bagus sih sebenernya, jadi aku ga perlu teralu mikirin kamu yang jauh di sana.

Tapi hari ini rasanya hati aku ga tenang. Tiba-tiba kepikiran kamu.
jarak kita sekarang semakin jauh bandung-bali. Waktu kita masih satu kota aja aku udah mulai kehilangan kabar kamu, di tambah lagi sekarang kita beda pulau.
hari ini rasanya aku cemas sekali, bagaimana keadaanmu? Perasaanku benar-benar tidak enak. Sungguh.
Ingin sekali aku kontak kamu, ingin sekali aku menelpon-mu hanya sekedar untuk menanyakan bagaimana kondisimu. Tapi kamu sudah mengganti semua nomor dan me-nonaktifkan semua akun media sosialmu. Bagaimana caranya aku bisa menghubungimu?

Aku hanya bisa menuliskan semua perasaan resah ini, aku yakin kamu selalu membaca setiap post yang aku tulis di sini. Iya kan? Hanya melalui blog ini, aku bisa mengungkapkan perasaan aku untuk kamu. Kamu bisa membaca semuanya sekarang, kamu bisa tau apa yang aku rasakan sekarang.
tapi tidak dengan aku.. ini tidak adil..
aku bahkan tidak tau apa perasaanmu setiap membaca seluruh postku tentang kamu, aku bahkan tidak akan pernah tau bagaimana kabar dan keadaanmu di sana.

Tapi setiap malam aku selalu membicarakanmu dengan Tuhan. Aku sebut kamu selalu dalam setiap lantunan doaku.
aku berharap kamu disana dalam keadaan sehat, dalam kondisi yang bahagia juga.
setelah kejadian tempo hari dulu, rasanya ingin sekali aku kehilangan seluruh ingatanku. Tapi ternyata aku malah benar-benar kehilangan sosokmu.

Aku kadang merindukanmu.
mengapa akhir cerita indah kita dulu harus berakhir seperti ini. Ini bukan ending yang aku inginkan.
tapi kenyataan berkata lain, kita memang di takdirkan seperti ini berjauhan tanpa memberikan kabar satu sama lain. bandung-bali..

Apakah kamu tahu sesuatu? Aku sekarang sedang menginjakan kaki di bali. Di tempat terindah saksi bisu cerita kita, cerita indah kita dulu ketika sama-sama berlibur di sini. Kini bali tetap menjadi pulau indah, walau suasananya berbeda.

Ketika pesawatku mendarat di bali, aku memejamkan mataku, aku berucap dalam hati ‘dapatkah kita bertemu lagi?’

Aku selalu berharap bisa menemukanmu di setiap tempat yang aku kunjungi di sini. Tapi mungkin itu hanya hayalan saja, bagaimana bisa aku menemukanmu di tempat seluas ini.
jadi ini tempat yang kau pilih? Mengapa kamu memilih bali? Padahal ini adalah tempat yang pasti akan mengingatkan kamu pada cerita kita dulu.
 aku menceritakan kamu pada saudara sepupuku namanya dr.novi, aku menceritakan kabar terakhir yang ku dengar kalau kamu sedang tugas di salah satu rumah sakit di daerah kalungkung ,bali. Tak menyangka ternyata saudaraku bekerja di rumah sakit yang sama dengan kamu. Tanpa pikir panjang tadi kita langsung menuju rumah sakit itu, agak jauh rupanya. Aku sangat senang saat itu, membayangkan bisa memandang wajahmu yang sudah sangat lama tidak ku lihat.

Sesampainya di sana, aku sangat antusias. aku tidak sabar, rindu yang selama ini ku pendam akan segera berakhir. Aku dan beberapa teman dr.novi menyusuri koridor demi koridor untuk mencapai tempat dokter-dokter magang berkumpul.

Langkah demi langkah semakin membuat aku gugup.

Kami bertemu dengan salah seorang mahasiswa kedokteran asal Jakarta, mungkin juga dia temanmu. Setelah dr.novi menanyakan keberadaanmu, temanmu itu menjawab sesuatu yang tiba-tiba membuat aku ingin sekali menangis. ‘oohh dia baru aja pulang ke bandung dok, tadi pesawatnya sekitar jam set 8’

Tuhan……… rasanya aku ingin sekali berteriak.. “bagaimana bisa kebetulan begini?!”
lucu yah! Bahkan waktu pun ga ingin kita bertemu, bagaimana bisa kamu berangkat 3 jam setelah kedatangan aku?  Bandung-bali.
Mungkin sekarang kamu baca post aku. Sekarang rasanya bali ga seindah dulu.

Rasanya di bali aku sedih mulu, malah jadi sering keingetan kamu. Ia ia aku tahu dulu emang aku yang minta supaya kita ga ketemu lagi, tapi tidak pernahkan kamu sedikitpun merasakan rindu? tidak terpikirkah olehmu untuk melakukan sebuah temu? Tidak pernahkah terbersit di otak kamu untuk sekedar menanyakan kabar aku? Apakah rasa yang kau punya selama ini untukku hilang begitu saja?

Oke baiklah. Mungkin sekarang memang aku harus berjalan kembali mengikuti arus, aku tidak mungkin lagi berjuang sendirian melawan arus.. ya aku tau everything it’s over………..
.
bandung-bali :")

397 hari setelah perpisahan

397 hari setelah perpisahan..

Hai.. hari ini tepat 397 setelah perpisahan kita
bagaimana keadaanmu sekarang?

Hari ini aku sedang berada di tempat pertama kali kita dekat.
aku merindukanmu dan aku memutuskan untuk membuat post ini untuk kamu.
setelah perpisahan kita dulu, aku pikir aku akan menemukan pria lain yang jauh lebih baik dari kamu.

kamu mungkin sering melihat aku jalan dengan pria lain, atau mungkin kamu melihat foto-foto di instagram aku dengan pria lain selain kamu.
tapi sejujurnya belum pernah ada pria yang bisa menggantikan posisimu di hati ini.
aku masih selalu teringat segala peristiwa aku dengan kamu.
aku masih sering mendengarkan lagu-lagu kita dulu.

Aku merindukanmu dan akan selalu merindukanmu. Aku berharap 1 tahun lebih ini aku dapat terbiasa hidup tanpa kamu. tapi nyatanya tidak, sudah satu tahun lebih setelah perpisahan kita, aku masih harus mengakui bahwa aku belum terbiasa hidup tanpa kamu. aku terlalu bergantung pada kamu, semenjak perpisahan kita saat itu aku selalu kelimpungan dengan hal-hal yang harus aku lakukan sendiri tanpa bantuan kamu lagi.

Aku menyadari bahwa aku tidak akan mampu untuk berjalan sendirian tanpa kamu. dan kamu paham akan hal itu.
Terima kasih untuk tetap selalu melihat ke arahku, dan terima kasih untuk tetap selalu memastikan bahwa aku baik-baik saja.
kita memang beberapa kali bertemu, pergi ke gereja bareng atau bahkan hanya untuk sekedar makan bersama. Aku percaya bahwa kamu tidak akan pernah benar-benar pergi meninggalkan aku sendiri.

Aku ingat betul pertemuan terakhir kita, kamu akan pergi ke tempat yang ‘berbahaya’ bersama teman-temanmu dan aku meminta ikut bersama kalian. Aku tahu ini permintaan bodoh pada saat itu, sebenarnya aku ragu untuk meminta ikut bersama kalian, karna berbagai resiko yang mungkin akan mengancam nyawa aku juga nyawa kalian. Tapi aku ingin liat, seberapa besar rasa kamu untuk ingin tetap menjaga aku dari bahaya. Awalnya kamu dan teman-temanmu akan tetap mengantar aku pulang, tetapi karna aku terus memaksa akhirnya kalian memperbolehkan aku ikut. Ada rasa ragu dalam hati. Apakah semua akan baik-baik saja.

Di perjalanan menuju tempat itu, kamu sempat menanyakan seorang pria yang dulu pernah dekat denganku. Kamu dengan polosnya berkata “kenapa sih mantan kamu harus sesempurna itu? Cowok lain yang ngedeketin kamu jadi minder tau”
 aku tidak tahu siapa ‘cowok lain’ yang kamu maksud itu, apakah itu maksudnya kamu?

ketika sampai di tempat yang kalian tuju, kamu selalu meminta aku untuk tetap berjalan di sampingmu.
hanya dengan kamu memperlakukan aku seperti itu saja aku merasa sangat aman. Aku merasa tidak ada lagi yang perlu aku takuti. Hari itu semua berjalan dengan aman, tidak ada yang berani menyentuhku apalagi sampai berbuat kasar padaku. dan itu berkat kamu..

Ketika perjalanan pulang hujan turun dengan sangat lebat saat itu kau mengendarai sepeda motormu aku hanya menggunakan jaket tipis jadi kamu meminjamkan jas hujanmu saat itu kamu rela kebasahan yang penting aku tidak sakit lagi itu ucapmu, kita bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan seperti orang kegilaan. kita menyanyi keras-keras
“jangan cintai aku apa adanya…jaaaaangan. Tuntutlah sesuatu biar kita jalan kedepan~~”
lagu dari tulus-jangan cintai aku apa adanya yang sampai saat ini masih menjadi lagu yang selalu aku dengarkan, terlebih ketika aku merindukanmu.

Apakah kamu tahu? Selama ini tidak pernah ada pria yang membuat aku merasa aman saat di dekatnya, kecuali kamu.
selama ini aku beberapa kali dekat dengan pria, tapi mereka hanya datang dan pergi sesuka hati mereka.
aku sering kali membandingkan setiap pria dengan kamu, entah kapan aku bisa berhenti membanding-bandingkanmu dengan pria lain.
tapi pada akhirnya aku tetap selalu memilih kamu.

Mungkin ini terdengar sedikit gila, tapi itulah yang terjadi.
selalu kamu lagi kamu lagi.

1 tahun lebih setelah perpisahan, aku mendengar kamu banyak dekat dengan beberapa wanita. Tapi tidak ada satupun yang jadi.

apakah luka yang kau rasakan semenjak itu belum sembuh juga?
apakah setiap wanita kamu banding-bandingkan juga dengan aku?
apakah kamu juga masih bergantung padaku?
apakah kita mungkin masih memiliki rasa yang sama?



Dari :
“adik” yang selalu berusaha kau lindungi