Senin, 22 Juni 2015

397 hari setelah perpisahan

397 hari setelah perpisahan..

Hai.. hari ini tepat 397 setelah perpisahan kita
bagaimana keadaanmu sekarang?

Hari ini aku sedang berada di tempat pertama kali kita dekat.
aku merindukanmu dan aku memutuskan untuk membuat post ini untuk kamu.
setelah perpisahan kita dulu, aku pikir aku akan menemukan pria lain yang jauh lebih baik dari kamu.

kamu mungkin sering melihat aku jalan dengan pria lain, atau mungkin kamu melihat foto-foto di instagram aku dengan pria lain selain kamu.
tapi sejujurnya belum pernah ada pria yang bisa menggantikan posisimu di hati ini.
aku masih selalu teringat segala peristiwa aku dengan kamu.
aku masih sering mendengarkan lagu-lagu kita dulu.

Aku merindukanmu dan akan selalu merindukanmu. Aku berharap 1 tahun lebih ini aku dapat terbiasa hidup tanpa kamu. tapi nyatanya tidak, sudah satu tahun lebih setelah perpisahan kita, aku masih harus mengakui bahwa aku belum terbiasa hidup tanpa kamu. aku terlalu bergantung pada kamu, semenjak perpisahan kita saat itu aku selalu kelimpungan dengan hal-hal yang harus aku lakukan sendiri tanpa bantuan kamu lagi.

Aku menyadari bahwa aku tidak akan mampu untuk berjalan sendirian tanpa kamu. dan kamu paham akan hal itu.
Terima kasih untuk tetap selalu melihat ke arahku, dan terima kasih untuk tetap selalu memastikan bahwa aku baik-baik saja.
kita memang beberapa kali bertemu, pergi ke gereja bareng atau bahkan hanya untuk sekedar makan bersama. Aku percaya bahwa kamu tidak akan pernah benar-benar pergi meninggalkan aku sendiri.

Aku ingat betul pertemuan terakhir kita, kamu akan pergi ke tempat yang ‘berbahaya’ bersama teman-temanmu dan aku meminta ikut bersama kalian. Aku tahu ini permintaan bodoh pada saat itu, sebenarnya aku ragu untuk meminta ikut bersama kalian, karna berbagai resiko yang mungkin akan mengancam nyawa aku juga nyawa kalian. Tapi aku ingin liat, seberapa besar rasa kamu untuk ingin tetap menjaga aku dari bahaya. Awalnya kamu dan teman-temanmu akan tetap mengantar aku pulang, tetapi karna aku terus memaksa akhirnya kalian memperbolehkan aku ikut. Ada rasa ragu dalam hati. Apakah semua akan baik-baik saja.

Di perjalanan menuju tempat itu, kamu sempat menanyakan seorang pria yang dulu pernah dekat denganku. Kamu dengan polosnya berkata “kenapa sih mantan kamu harus sesempurna itu? Cowok lain yang ngedeketin kamu jadi minder tau”
 aku tidak tahu siapa ‘cowok lain’ yang kamu maksud itu, apakah itu maksudnya kamu?

ketika sampai di tempat yang kalian tuju, kamu selalu meminta aku untuk tetap berjalan di sampingmu.
hanya dengan kamu memperlakukan aku seperti itu saja aku merasa sangat aman. Aku merasa tidak ada lagi yang perlu aku takuti. Hari itu semua berjalan dengan aman, tidak ada yang berani menyentuhku apalagi sampai berbuat kasar padaku. dan itu berkat kamu..

Ketika perjalanan pulang hujan turun dengan sangat lebat saat itu kau mengendarai sepeda motormu aku hanya menggunakan jaket tipis jadi kamu meminjamkan jas hujanmu saat itu kamu rela kebasahan yang penting aku tidak sakit lagi itu ucapmu, kita bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan seperti orang kegilaan. kita menyanyi keras-keras
“jangan cintai aku apa adanya…jaaaaangan. Tuntutlah sesuatu biar kita jalan kedepan~~”
lagu dari tulus-jangan cintai aku apa adanya yang sampai saat ini masih menjadi lagu yang selalu aku dengarkan, terlebih ketika aku merindukanmu.

Apakah kamu tahu? Selama ini tidak pernah ada pria yang membuat aku merasa aman saat di dekatnya, kecuali kamu.
selama ini aku beberapa kali dekat dengan pria, tapi mereka hanya datang dan pergi sesuka hati mereka.
aku sering kali membandingkan setiap pria dengan kamu, entah kapan aku bisa berhenti membanding-bandingkanmu dengan pria lain.
tapi pada akhirnya aku tetap selalu memilih kamu.

Mungkin ini terdengar sedikit gila, tapi itulah yang terjadi.
selalu kamu lagi kamu lagi.

1 tahun lebih setelah perpisahan, aku mendengar kamu banyak dekat dengan beberapa wanita. Tapi tidak ada satupun yang jadi.

apakah luka yang kau rasakan semenjak itu belum sembuh juga?
apakah setiap wanita kamu banding-bandingkan juga dengan aku?
apakah kamu juga masih bergantung padaku?
apakah kita mungkin masih memiliki rasa yang sama?



Dari :
“adik” yang selalu berusaha kau lindungi

1 komentar: