Cita-cita hanya untuk orang kaya..
Tadi ketemu sama seorang anak remaja wanita namanya tika. Ini
kedua kalinya kami bertemu.
dulu aku pernah ketemu sama tika ketika membagikan coklat untuk anak jalanan sama ka aldo.
tapi dulu sekedar ketemu aja..
dulu aku pernah ketemu sama tika ketika membagikan coklat untuk anak jalanan sama ka aldo.
tapi dulu sekedar ketemu aja..
Tadi aku ketemu sama tika lagi,
tadi dia lagi mengambil botol-botol pelastik bekas di tengah keramaian suasana kota bandung.
aku yang memang sedang ada di sekitar situ menghampiri tika.
sebelumnya aku tidak mengenalnya, hanya samar-samar aku mengingat wajahnya.
tika sempat kaget dengan sapaanku.
tadi dia lagi mengambil botol-botol pelastik bekas di tengah keramaian suasana kota bandung.
aku yang memang sedang ada di sekitar situ menghampiri tika.
sebelumnya aku tidak mengenalnya, hanya samar-samar aku mengingat wajahnya.
tika sempat kaget dengan sapaanku.
Dia bergegas hendak pergi tapi aku segera memperkenalkan
diri, berharap dia mengingat aku.
“hai aku deby. Aku pernah liat kamu.” Dia tidak menjawab, hanya sedikit senyuman canggung
yg terukir di wajahnya.
aku membuka pembicaraan” boleh kenalan kan, kamu siapa namanya??” , dia lalu menjawab tanpa
menerima jabatan tanganku “tika.”
“hai aku deby. Aku pernah liat kamu.” Dia tidak menjawab, hanya sedikit senyuman canggung
yg terukir di wajahnya.
aku membuka pembicaraan” boleh kenalan kan, kamu siapa namanya??” , dia lalu menjawab tanpa
menerima jabatan tanganku “tika.”
Kebetulan saat itu aku menemani kakaku bertemu dengan
temannya. Aku ga berniat ikut, karna pasti akan membosankan sekali. Oleh karna
itu sekarang aku luntang-lantung ga jelas dan kebetulan ketemu dengan tika. Aku
menariknya ke arah mobil, dan mengambil snak yang ku beli di alfamart tadi.
Dia terlihat lelah, makanya aku mengajaknya beristirahat di
dalam mobil. Tapi dia memilih untuk duduk di trotoar depan mobil. Kami duduk,
dan rasa canggung pun mulai hilang kami ngobrol-ngobrol. Dan pembicaraan kali
ini membuat hati bener-bener kaya teriris
“tika kelas berapa sekarang?” kataku bertanya
“3 smp ka.” Kata dia
“memangnya tika cita-citanya jadi apa?” Tanya ku lagi
“3 smp ka.” Kata dia
“memangnya tika cita-citanya jadi apa?” Tanya ku lagi
“tika ga punya cita-cita ka, ya paling lulus smp gini-gini aja. Tetep jadi
pemulung” jawab tika yg membuat hatiku tertegun.
“loh kok gitu? Kenapa ngomongnya gitu? Kamu harus punya
cita-cita dong.” Kata ku sedih
“kata bapak, cita-cita itu hanya punyanya orang kaya ka” kata dia membuat
hatiku semakin remuk.
“kamu harus punya cita-cita sayang, misalnya jadi guru. Nanti
kalau udah jadi guru kan banyak uang kamu bisa bahagiain bapak.” Kataku sedikit
menghibur tika
“kata bapak, kalau mau jadi orang kaya harus kuliah ka. Kuliah
itu kan mahal ka, jangankan untuk kuliah untuk makan aja aku sama bapak belum
tentu ada uang.” Jawab tika dengan raut muka sedih
“kaka pasti punya cita-cita. Cita-cita kaka apa?” Tanya tika
polos.
“cita-cita kaka pingin banggain orang tua. Pingin buat orang
tua bangga pas nyebut nama kaka di depan temen-temen mereka. Mulai sekrang kamu
harus berani bermimpi. Harus berani punya cita-cita, cita-cita itu ga harus
pake uang buat kuliah. Asal ada niat, asal hati kamu tulus ngejalanin semuany
kamu pasti bisa raih cita-cita kamu. Ayo sekarang sebutin kamu pingin jadi
apa??” Tanya gue, yang sempat membuat raut wajah tika berubah menjadi bingung.
“aku ga tau ka, memangnya bisa ka raih cita-cita tanpa uang?”
Tanya tika polos.
“bisa dong! Kenapa ga? ayo apa cita-cita tika?? Tulis deh di
kertas ini..” kataku sembari memberi tika selembar kertas yang ku robek dari
buku catatan matematika hehe
Ini aku foto tulisan tangan tika:
Kenapa harus dokter?! Gimana caranya ngomong ke tika kalau
jadi dokter ga perlu pake uang ya Tuhan. Di saat fakultas kedokteran masih jadi
fakutas paling mahal di Indonesia. L
“kaka doain ya, kamu bisa jadi dokter. Kamu harus rajin
belajar berarti, banyak berdoa juga. 10 tahun lagi kita ketemu kamu udah jadi
dokter ya tika. Semangat Tuhan pasti kasih kamu jalan kalau kamu berusaha.” Kata
aku berusaha menghibur
“ia ka. Harus semangat.
Ka kalau ke sini ajak kaka yang waktu itu dong. Jarang2 ada cowo cakep di
jalanan. Hahah” gurau tika..
“ka aldo? Dia sibuk kuliah sayang..” jawab gue
“memangnya kuliah apa?” Tanya tika lagi
“dia calon dokter juga sama kaya kamu, makanya dia rajin
belajar supaya cepet lulusnya. Dan cepet-cepet nyembuhin orang” jawabku
“enak ya ka jadi orang kaya. Mau kuliah gampang, ga perlu
mulung kaya tika. Apa-apa bisa, bagi-bagi makanan. Bagi-bagi uang. Kaya’a
hidupnya tuh berlebihan banget pasti
seneng. Beda banget sama tika” jawabnya yg lagi-lagi buat hati orang yg denger
makin teriris.
“banyak uang ga berati selalu bahagia. Bahagia tuh ga hanya
diliat dari seberapa banyak uang yg kita punya sayang. Ka aldo tuh bagi-bagi
makanan itu berati kebahagiaan dia tuh kalau bisa berbagi sama kalian. Bahagia tuh
berbagi, bukan saat kita nikmatin
sendiri” jawab aku berusaha menghibur lagi
“coba aku jadi orang kaya, aku pasti bakal sering bagi-bagi
makanan kaya kaka berdua” kata tika
“berbagi ga harus kita jadi orang kaya dulu. Lebih asik lagi
berbagi dari kekurangan kita, asal kamu ikhlas itu rasa bahagianya pasti
berkali-kali lipat. Berbagi ga harus yang mahal kok, asal tulus aja sih. Hehe”
jawab aku
Belum sempat melanjutkan pembicaraan yg lain, kaka aku
udah nyamperin aku, aku sempet ngenalin
tika ke si ka Vincent. Kemudian tika pergi bilangnya mau lanjut cari uang.
Hari ini tuh belajar banyak dari jalanan kota bandung yg ramai.
Ternyata di balik gedung-gedung besar yg berdiri kokoh, mobil-mobil mewah yang
lalu lalang, orang-orang berduit yg berkeliaran untuk buang-buang uang, masih
ada orang-orang seperti tika.
Sosok gadis belia yang tidak berani mempunyai cita-cita,
jangankan untuk bersekolah. Untuk makan aja kadang mereka harus bekerja dari
pagi sampai malam, mencari botol-botol bekas sampah minuman orang berduit.
jadi menyadarin betapa beruntungnya aku, yang untuk makan ga
harus kerja banting tulang dulu. Yang hidup lengkap dengan papah dan mamah yang
lengkap.
Aku berharap doa kami tadi terkabul 10 tahun lagi tika bisa
jadi serang dokter yang sukses!
Tuhan baik, Tuhan adil, Tuhan ga pernah tutup mata apa lagi
untuk orang-orang seperti tika..
Jadi ngerasa seperti orang paling beruntung sekarang. Ga akan
lagi ngeluh-ngeluh, banyakin bersyukur. Jadi ingin lebih sering berbagi buat
mereka yang ga punya.
Apa salahnya berbagi buat orang yang berkekurangan, saling
membantu sebagai sesama manusia.
Dunia berputar kok, kadang kita yang harus berbagi dan
kadang kita yang harus di beri,.
Guys ! BERSYUKUR.
Coba peduli pada orang-orang seperti tika. Kalau bukan kita
siapa yang akan bantu mereka.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar