Sabtu, 21 Februari 2015

selamat beristirahat dalam damai sayang

Sepulang dari kampus tadi. Ibu mu telpon aku.
Ibumu bilang kamu kritis. Saat itu pukul 7 malam. Aku memacu motorku menembus gelapnya malam, aku langsung ke rumah sakit tempat di mana kamu di rawat dengan pikiran yang kalut, dengan perasaan yg campur aduk, mulutku terus melantunkan doa-doa berharap kau bisa membaik.

Ketika aku sampai di ruang iccu tempat kamu di rawat, aku melihat tubuhmu tertidur d sana. Terbaring lemah dengan berbagai macam alat yang menempel di tubuhmu.. air mataku terus mengalir melihat kondisimu yg semakin parah.
semenjak dokter memfonis kamu terkena kanker lipoma, aku selalu mempunyai kepercayaan bahwa kamu bisa sembuh. Tapi melihat kondisimu yg semakin parah membuat aku ketakutan, takut sewaktu-waktu kamu pergi meninggalkan aku.

Sayang bangunlah.. bertahan.. karna aku yakin kamu orang yang kuat..  Ketika keluargamu silih bergantian keluar masuk ruangan iccu aku tidak ingin sedikitpun melangkahkan kakiku keluar. Aku hanya ingin tetap di sini menemani kamu.
Apa yg kamu rasakan? Apakah sakit?.selama ini kamu selalu menjadi orang yg kuat sayang, kamu selalu menutupi rasa sakit dengan tawa dan senyuman. Aku tau kamu kuat.. bertahanlah.. Aku tetap di sebelahmu. Aku selalu berharap kamu bisa membuka mata dan kembali tersenyum padaku..

Pukul 2 dini hari orang tuaku datang ke rs dan menjemputku. Dengan berat ku langkahkan kaki ku keluar ruang iccu, meninggalkan tubuhmu yg tetap dalam keadaan kritis.. bertahan sayang.. aku mohon...
Aku ingin sekali melewati hariku kedepan bersamamu. Aku ingin pergi ke dufan untuk kedua kalinya bersamamu. Aku ingin olahraga lagi bersamamu. Aku ingin di peluk kamu.
Aku ingin di manjain lagi sama kamu.  Sepanjang perjalan pulang kenangan tentangan kita terus berputar-putar di pikiranku.

Pukul 10 pagi masih di hari yang sama..

Tiba-tiba aku mendapat berita dari orang tua mu.
Mendengar berita itu rasanya dunia aku hancur dalam sekejab. semua gelap sayang..
Hati aku hancur sehancur hancurnya.
Perempuan mana yang tak menagis merintih jika melihat pujaan hati, lelaki yang selama ini telah menjadi tempat bersandar yang tepat untuk segala kekecewaan, telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Semua ini seperti mimpi buruk yang tak bisa aku terima.

Tangis tak dapat lagi di bendung. Aku larut dalam kesedihan yang sangat menyakitkan.
Aku kehilangan kamu.. kamu orang yang aku sayang.. Aku kehilangan kamu..
Sekarang sudah 4 bulan lebih setelah kepergian kamu..
Sekarang kamu sudah pergi meninggalkan aku di sini bersama hampa.
Aku yakin kamu sudah di beri tempat yg luar biasa indah di sana. Kamu udah ga ngerasain sakit lagi. Kamu pasti udah seneng.

Tapi aku di sini....
Benar benar kehilangan kamu.. kehilangan orang yg sangat aku cintai..
Kehilangan penyemangat aku..
Tapi aku ga boleh terus terusan sedih kan sayang?
Aku tau, aku masih punya perjalanan panjang dan mimpi mimpi yg harus aku raih. Aku tidak boleh terus terusan terpuruk dalam kesedihan ini.
Tapi sayang.. bukankah sangat manusiawi jika aku terus merindukan mu.. merindukan orang yg tadinya selalu ada dalam hari-hariku dan tiba-tiba pergi meninggalkan aku lebih dulu.

Sekarang aku benar benar merindukanmu.
Merinduka. Tawamu..  Merindukan suara khasmu.. Merindukan perdebatan kita ketika kamu keras kepala. Merindukan pelukan hangatmu. Merindukan rayuan rayuan manismu. Merindukan sapaan manismu. Merindukan aroma khas tubuhmu..
Aku merindukan semua yg ada pada kamu..
Sayang..
Bahkan sampai kata-kata ini di tulis aku masih mencintaimu. Aku tahu walau ragamu sudah terkubur dan bersatu dengan tanah. Tapi kamu masih di samping aku untuk selalu jagain aku , kan?
.
.

Selamat jalan sayang kamu akan selalu aku kenang...
'U always be mine'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar