Sabtu, 15 November 2014

maaf aku, membuatmu malu

Aku... aku tidak seperti kalian, yang memiliki banyak sahabat. Aku... aku tidak seperti kalian, yang mudah berteman dengan orang-orang baru..
Aku... aku punya kenalan, tapi tidak punya teman.
Aku...  aku merasa sendirian sepanjang hari. Tidak seperti kalian yang di kelilingi banyak orang.

Mereka, orang-orang yang ku kenal tidak mau berteman denganku.
Mereka berfikir aku tidak asik untuk menjadi teman sepermainan mereka.
Lihat saja ,untuk mendapatkan temanpun aku sangat sulit.

Aku memandang wajahku di cermin. Apa yang salah pada diriku? Apakah pakaian yang ku kenakan terlalu kuno dan jelek? Atau wajahku? Ataukah sikapku yg terlalu 'aneh' bagi mereka?

Mengapa semua orang tidak ada yang mau mendekat.? Apa aku begitu buruk bagi mereka? Bahkan untuk menjadi temanku pun mereka tidak mau?

Apa yang salah?!!!
Ketika aku lewat mereka selalu mengolok-olokku..
Aku selalu menjadi bahan ejekan dan bulan-bulanan mereka. Bahkan ketika di kelaspun jika harus membagi kelompok ,tidak ada satupun yang mau sekelompok denganku.

Beberapa dari mereka meneriaki kupingku, mengacak-acak rambutku, membentak persis di depan wajahku, mereka menyembunyikan sepatuku, mereka mengolok-olok setiap aku lewat, bahkan mereka menarik dan mendorongku ke berbagai arah. Di perlakukan seperti binatang! Apa salah aku? Aku sama sekali tidak pernah mengganggu mereka, bahkan aku tidak pernah membenci mereka walau aku di perlakukan seperti itu.

Saat itu, aku dekat dengan seorang pria..dia yang juga senasib denganku, tidak memiliki banyak teman. Pria itu sama pendiam seperti aku , saat dia masuk ke dalam kehidupanku semua mulai berubah, setidaknya aku memiliki satu orang teman. Kita sering mengerjakan tugas bersama, tuker kado saat ulang tahun dia, Kita pulang bareng, duduk bareng di kantin, melakukan segala hal bersama, kita bercerita tentang segala hal, dan dia suka memberikan cerita-cerita lucu yg membuat aku tertawa lepas. Semenjak ada dia aku merasa tidak sendirian, dia pernah sesekali membela aku ketika aku mulai di olok-olok. Rasanya ketika bersama dia aku merasa aman. Dan dia telah membuat aku merasa benar-benar memiliki seorang teman.

Beranjak dewasa.
Dia terlihat semakin tampan dan cerdas. Kami masuk SMA yang sama kelas 10-11 kita selalu sekelas. Dia mulai menjauh. Dia mulai banyak temen cowok dan cewek. Aku sedikit demi sedkit mulai kehilangan sosok dia. Ketika aku mendekat, dia menjauh. Mungkin dia malu mempunyai teman seperti aku.
Sekarang dia sudah benar-benar berbeda, awalnya karna teman-teman dia berkata bahwa kita pacaran.
Mungkin dia malu. Mulai dari situ dia benar-benar pergi dari hidup aku, seakan dia benar-benar tidak peduli lagi!

Aku benar-benar mulai kehilangan dia. Aku kehilangan seorang teman. Aku sendirian lagi. Suatu kali aku di olok-olok lagi, aku hanya diam kebetulan dia ada di situ tetapi dia hanya diam, melihat ke arahku tanpa sedikitpun membela seperti yang dia lakukan dulu. Dia hanya menatap dengan pandangan tak peduli lalu pergi. Aku hanya tersenyum untuknya.
Aku..  aku senang sekarang dia udah punya temen. Walau dia ninggalin aku, tidak masalah. Melihat dia tersenyum dengan teman-teman barunya aku cukup lega dan bahagia. Walau kenyataannya aku rindu sapaan manisnya.

Aku sakit parah, membuat aku harus di rawat di rumah sakit. Saat itu aku merasa banyak teman sekolah yang menjenguk. Bahkan orang yg tadinya tidak dekat denganku pun menjenguk. Mengapa tak dri dulu aku seperti ini? Jadi apa  aku harus sakit parah dulu agar ada yg mempedulikanku?
Aku senang, setidaknya aku mempunyai banyak teman sebelum aku pergi.

Dari banyaknya orang yang menjengukku, aku tidak melihat sosok dia berada di antara mereka? Dimana dia? Apa dia sudah benar-benar tidak peduli dengan keadaanku yg sudah parah itu? Apa rasa malu dia sudah menutupi semua rasa pedulinya pada aku?

Aku menunggunya.. aku terus bertahan. Setiap pintu kamar rawat inap  terbuka, aku berharap itu dia. Tapi hasilnya nihil.

Hari ini rasanya badanku semakin lemas. Penyakitku semakin parah jadi ku fikir sebentar lagi waktu ku sudah habis. Tapi aku belum  melihat batang hidungnya di sini.

Aku datang ke acara perpisahan sekolah. Aku tau badanku sangat lemas dan tak sanggup menopang beban beratku, tapi aku berusaha sekuat tenaga, satu harapanku untuk bertemu denganmu. Dokter sebenarnya melarang aku untuk datang ke acara perpisahan ni, tapi jika tidak hari ini kapan aku bisa menemui dia? Di saat aku tidak lagi memiliki banyak waktu.

Di sini mereka terlihat sangat cantik dan tampan. Aku melihat dia, sedikit canggung untuk menyapanya. Apa aku terlihat aneh hari ini? Memang badanku kurus sekali, penyakit itu terus menggerogoti tubuhku.

Dia sama sekali tidak menyapaku. walaupun begitu hatiku lega bisa melihat dia  datang ke perpisahan kita menggunakan jas. Terlihat tampan. Andai dia tau aku tidak pernah bisa melupakan semua yg ada dalam dirinya dari awal kedekatan kita. Di saat yg lain saling berpelukan aku ingin sekali memeluknya, sekali saja. Tapi aku tau itu hanya mimpi saja, jangankan memeluknya. Untuk mendapatkan sedikit senyumnya saja itu hanya hayalan belaka.

Beberapa hari setelah acara perpisahan sekolah. Aku masuk rumah sakit tapi aku tidak pernah sedikitpun melihatnya lagi. Bahkan untuk mengirim pesan singkatpun tidak dia lakukan ..

Ku kira waktu ku akan segera habis. Seadainya hari itu tiba, ketika aku sudah pergi. Ingatlah sesuatu, aku tidak pernah punya dendam kepada kalian yg pernah memperlakukan aku dengan buruk ,aku sudah memaafkan kalian bahkan sebelum kalian memintanya.

Dan ketika aku sudah tidak ada, bisakah kalian memberi tahu apakah dia datang ke acara pemakaman ku? Ku harap dia akan datang.

Tolong sampaikan padanya, terima kasih sudah menjadi teman terbaik dalam hidup aku dari dulu sampai sekarang. Dan maaf jika aku selalu membuat dia  merasa malu. Oh ya, aku ingat buku kimia aku masih di dia, tolong di simpan baik-baik ya.

Selamat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar