Hai perkenalkan nama gue aqila. Gue kelas 10
di salah satu SMA ternama di kota gue bandung. Gue sekolah di SMA.vreda.
hari ini, udah kira-kira 1 bulan gue di SMA, gue udah punya temen deket di SMA namanya ajeng. Oh ya hari ini sepulang sekolah gue harus kumpul dulu, hari ini adalah hari pertama ekskul di mulai. Kebetulan di sekolahku ini ada ekskul pecinta alam. Nah ekskul tersebut yang membuat gue memutuskan untuk masuk ke SMA vreda. Gue suka alam bebas, gue hobbi jalan-jalan ke daerah pegunungan gitu sama keluarga gue. Makanya gue milih ekskul ‘pecinta alam’ ini.
hari ini, udah kira-kira 1 bulan gue di SMA, gue udah punya temen deket di SMA namanya ajeng. Oh ya hari ini sepulang sekolah gue harus kumpul dulu, hari ini adalah hari pertama ekskul di mulai. Kebetulan di sekolahku ini ada ekskul pecinta alam. Nah ekskul tersebut yang membuat gue memutuskan untuk masuk ke SMA vreda. Gue suka alam bebas, gue hobbi jalan-jalan ke daerah pegunungan gitu sama keluarga gue. Makanya gue milih ekskul ‘pecinta alam’ ini.
“oke sekarang giliran kamu memperkenakan diri.” Kata guru
ekskul kami kepada gue. Nama guru ekskul kami itu abang ringgo.
gue maju ke depan ruang ekskul sambil bersiap memperkenalkan diri.
gue maju ke depan ruang ekskul sambil bersiap memperkenalkan diri.
“selamat siang semuanya, nama saya aqi…..” sebelum sempat melanjutkan
memperkenalkan diri,
seorang kaka kelas memasuki ruangan dengan terburu-terburu , bajunya keluar rambutnya berantakan dan terlihat keringat memeuhi pelipisnya.
sebelum sempat mengambil posisi duduk dia langsung melihat ke arah gue yang berdiri di depan ruangan.
seorang kaka kelas memasuki ruangan dengan terburu-terburu , bajunya keluar rambutnya berantakan dan terlihat keringat memeuhi pelipisnya.
sebelum sempat mengambil posisi duduk dia langsung melihat ke arah gue yang berdiri di depan ruangan.
Setelah menyadari kesalahannya dia segera membuka
mulutnya
“ups sorry-sorry yah. Bang sorry gue telat juga. Hehe” katanya cengengesan
sambil terlihat sedikit ekspresi bersalah. Seluruh ruangan masih memperhatikan
kaka kelas itu yang sedang mencari posisi duduk. Sebelum suara bang ringgo
menyadarkan kami “jangan diulang lagi
ben. Ayo dik lanjutkan” ucap bang ringgo, gue sekilas melihat ke arah kaka kelas
itu kemudian melanjutkan perkenalan.
“nama saya aqila. Kelas 10.2 ,salam kenal buat semuanya” kata gue lancar. Semua
anggota ‘pecinta alam’ mengangguk termasuk bang ringgo.
“oke baiklah, karna kita semua udah saling kenal. Sekarang
abang mau memperkenalkan ketua ekskul ‘pecinta alam’ di sekolah kita” kata
abang ringgo,
Kaka kelas yang tadi datang terlambat, maju ke depan
kelas dia langsung memperkenalkan diri.
“hallo semuanya, Nama gue
benedict. Tapi kalian bisa panggil gue ben. Gue ketua pecinta alam yang baru.
Gue harap kita bisa jadi tim ekskul yang kompak. Buat anak-anak baru selamat
bergabung, dan selamat datang.” Kata ka ben singkat. Lalu disusul sorak-sorai
dan tepuk tangan yg meriah.
Ketika bang ringgo sedang menjelaskan tentang ekskul ini.
gue memperhatikan dengan sedikit BT, jelas saja pecinta alam kan lebih enak kalau berhubungan langsung dengan alam, jika di kasih teori sebenarnya itu sangat membosankan. Belum lagi gue hanya duduk sendirian di pojok belakang ruangan, dari kelas 10.2 gue memang cewe sendiri yang ikut ekskul ini. Tidak banyak cewe yang suka dengan ekskul menantang kaya gini. Sahabat gue pun begitu, ajeng lebih memilih ekskul ‘musik’ dari pada ‘pecinta alam’.
gue memperhatikan dengan sedikit BT, jelas saja pecinta alam kan lebih enak kalau berhubungan langsung dengan alam, jika di kasih teori sebenarnya itu sangat membosankan. Belum lagi gue hanya duduk sendirian di pojok belakang ruangan, dari kelas 10.2 gue memang cewe sendiri yang ikut ekskul ini. Tidak banyak cewe yang suka dengan ekskul menantang kaya gini. Sahabat gue pun begitu, ajeng lebih memilih ekskul ‘musik’ dari pada ‘pecinta alam’.
Ketika gue lagi bengong gitu, seorang ka ben duduk di
samping gue.
gue kaget, dan gue segera membetulkan posisi duduk gue.
gue kaget, dan gue segera membetulkan posisi duduk gue.
Ka ben melihat ke arahku, lalu tersenyum. Hmmm ka ben
memiliki senyum yang manis.
dari pertama kali gue ngeliat ka ben, dia memang terlihat keren. Apalagi tadi ketika dia lari-lari memauki ruangan dengan bercucuran keringat.
dari pertama kali gue ngeliat ka ben, dia memang terlihat keren. Apalagi tadi ketika dia lari-lari memauki ruangan dengan bercucuran keringat.
Ka ben memiliki tubuh yang tinggi, tubuhnya tidak tinggi
juga tidak kurus. Kulitnya sawo matang. Rambutnya di potong rapi, dan
penampilannya cuek.
“aqila ya? sorry ya tadi” ucap ka ben membuat gue segera
tersadar bahwa sedari tadi gue lagi melamunkannya.
“oh, ia ka ga apa-apa” jawab gue singkat.
“kamu, kenapa ikut ekskul ini? Jarang-jarang loh ada cewe ikut ekskul pecinta alam” terang ka ben.
“aku seneng ka. Aku suka pergi ke gunung, terus camping sama ayah ibu” jawab gue sekenanya.
“oh, ia ka ga apa-apa” jawab gue singkat.
“kamu, kenapa ikut ekskul ini? Jarang-jarang loh ada cewe ikut ekskul pecinta alam” terang ka ben.
“aku seneng ka. Aku suka pergi ke gunung, terus camping sama ayah ibu” jawab gue sekenanya.
“oohh,, bagus deh. Jadi ga terlalu sulit kamu mendalami
materinya nanti” kata ka ben lalu tersenyum.
Gue balas dengan tersenyum.
4 bulan
kemudian….
Semenjaak perkenalan kami pertama kali, gue dan ka ben jadi
deket
“udah siap untuk camping
perpisahan bulan februari,3 bulan lagi?” Tanya ka ben di kantin.
“udah dong ka. Hahaha” jawab gue singkat lalu melanjutkan makan.
“udah dong ka. Hahaha” jawab gue singkat lalu melanjutkan makan.
“aqila aqila” teriak seorang cewek yang berlari-lari ke arah
gue dan ka ben. Dan ternyata itu si ajeng sahabat gue di SMA. Ketika dia melihat
gue lagi makan bareng ka ben di kantin dia sedikit mengurangi suaranya.
“ups sory, eh ad ka ben” si ajeng langsung melihat ke arah
ka ben dengan senyum-senyum.
“hallo ajeng” jawab ka ben lalu membalas senyum ajeng.
“hallo ajeng” jawab ka ben lalu membalas senyum ajeng.
Semenjak gue deket sama ka ben, ajeng dan ka ben juga jadi
deket. Siapa sih cewe yang ga mau deket sama ka ben, dia keren, badannya bagus
dan tinggi, anak 12 IPA otomatis dia pasti pinter, supel lagi.
“ada apaan jeng?” Tanya gue langsung, karna gue sedikit risi
dengan senyum ajeng ke ka ben. Ga tau kenapa beberapa hari kemaren ajeng jadi
sering ngomongin ka ben, sering senyum-senyum kalau ad aka ben, bahkan 4 hari
yang lalu dia daftar di ekskul pecinta alam, katanya sih ingin nemenin gue.
Tapi gue pikir pasti gara2 ada ka ben, karna gue tau banget ajeng itu ga suka
sama kotor. Gimana bisa dia masuk ekskul yang mengharuskan anggota untuk
kotor-kotoran.
“lo tau kan 2 minggu yang lalu gue daftar ekskul pecinta alam?
Dan lo tau sesuatu? GUE KETERIMA!!!” teriak ajeng saking senengnya, gue melihat
ketika dia sedang loncat-loncat kesenengan. Dia melirik ke arah ka ben lalu
senyum kegirangan.
“wah, gue ikut seneng yah jeng.
Selamat selamat!” kata gue ikut seneng.
“selamat bergabung ajeng” ucap ka ben yang semakin membuat ajeng tersenyum gembira.
“selamat bergabung ajeng” ucap ka ben yang semakin membuat ajeng tersenyum gembira.
Gue mulai suka sama ka ben.
Ternyata di balik sifat dinginnya, dia masih memiliki sisi
lembut kepada cewe. Dia masih ngehargain cewe, gue seneng banget sama cowo yang
bisa ngehargain cewe.
Hari ini rencananya gue dan ka ben akan pergi berbelanja
untuk camping yang akan di adakan lusa.
ka ben menjemput gue dengan honda jazz hitamnya.
ka ben menjemput gue dengan honda jazz hitamnya.
Sekitar 30 menit di jalan, akhirnya kami sampai juga di
mall.
ketika kami mulai tiba di mall ka ben, kelihatan sibuk dengan hpnya. Gue pikir mungkin dia lagi sibuk smsan sama anggota pecinta alam, maklum saja ka ben itu ketua pecinta alam dan kami akan melakukan camping lusa. Gue berjalan menuju lift, ketika di dalam lift ka ben membuka percakapan “nonton yuk.”
ketika kami mulai tiba di mall ka ben, kelihatan sibuk dengan hpnya. Gue pikir mungkin dia lagi sibuk smsan sama anggota pecinta alam, maklum saja ka ben itu ketua pecinta alam dan kami akan melakukan camping lusa. Gue berjalan menuju lift, ketika di dalam lift ka ben membuka percakapan “nonton yuk.”
Gue menjawab “ayo, tapi selesai belanja ya ka.” ,, ka ben
tersenyum dan mengangguk menandakan setuju.
Sepanjang berbelanja tadi ka ben masih tetap sibuk dengan
handphone-nya.,
Setelah selesai berbelanja,
kami menyimpan barang belanjaan
ke dalam mobil sebelum melanjutkan nonton. Kebetulan waktu masih menunjukan
pukul 15.00, jadi ga akan pulang terlalu larut.
Ketika hampir sampai di bioskop, kami bertemu dengan ajeng
di dekat loket. Gue segera menyapa sahabat kesayangan gue itu.
“heh jeng, sendiri aja?” Tanya gue lalu memberikan senyum.
Ajeng tidak langsung menjawab pertanyaan gue itu, dia langsung melihat kearah
ka ben yang berjalan di belakang gue.
“iya sendiri aja.” Kata ajeng murung.
gue melihat ke arah ka ben, lalu ka ben tersenyum. “mau
gabung?” ajak gue ke ajeng.
“MAU BANGETTTT.. ahh thank you aqila. Gue akhirnya ga nonton
sendiri.” Jawab ajeng senang.
Gue mengangguk-ngangguk melihat sahabat gue ini kegirangan.
ka ben dan gue meminta ajeng yang memilih film. Ajeng yang biasanya takut banget sama setan, kali ini memilih film horror. Aneh sekali.
ka ben dan gue meminta ajeng yang memilih film. Ajeng yang biasanya takut banget sama setan, kali ini memilih film horror. Aneh sekali.
Film akan di mulai 10 menit lagi. Gue memutuskan untuk
membeli makanan dan soda untuk di makan di dalam bioskop. Ajeng kelihatan sibuk
membicarakan acaran camping lusa dengan ka ben, jadi gue memutuskan untuk
membeli makanan dan soda untuk kami sendirian.
Gue kaget, ketika gue selesai membeli makanan. Ka ben dan
ajeng duduk lebih dekat lagi. Ga tau kenapa hati gue sakit banget, ngeliat ka
ben duduk begitu dekat dengan ajeng sahabat gue sendiri. Gue hanya berdiri
dengan radius 2 m dari mereka, tapi tak satupun dari mereka yang menyadari kedatangan
gue. Sebelum akhirnya ka ben melihat ke arah gue “aqila, ngapain di situ. Sini
sini” , ketika ka ben berkata begitu ajeng langsung bergeser dan membetulkan
posisi duduknya lagi.
Gue jalan menghampiri mereka “habis liat poster film itu,
kayanya rame.” Kata gue berbohong.
“nanti kapan-kapan kita nonton itu yuk:” kata ajeng. Gue hanya tersenyum tanpa sedikitpun menunjukan rasa kecewa, setelah melihat sahabatnya berdekatan dengan cowo gebetannya sendiri.
“nanti kapan-kapan kita nonton itu yuk:” kata ajeng. Gue hanya tersenyum tanpa sedikitpun menunjukan rasa kecewa, setelah melihat sahabatnya berdekatan dengan cowo gebetannya sendiri.
Film akan segera di mulai,
gue mengambil posisi di tengah-tengah antara ajeng dan ka ben. Ka ben di ujung
sebelah kanan, dan ajeng di ujung sebelah kiri.
Film pun segera di mulai, gue melirik ke arah ajeng, dia
mulai risih ketakutan maklum ajeng orangnya penakut.
10 menit sudah film di putar lalu ajeng berbisik kepada gue. “la, boleh gue
duduk di tempat lo, gue takut banget asli. Lo liatkan bangku sebelah gue
kosong.” Kata ajeng sengan nada sedih campur ketakutan.
Gue sebagai seorang sahabat ajeng, ga tega banget kalau udah
ngeliat ajeng ketakutan kaya gini.
gue berpindah tempat dengan ajeng, ka ben melihat ke arah gue, “kenapa pindah?” Tanya ka ben. “ajeng takut” jawab gue pindah lalu duduk kembali. Ka ben hanya ber’oh’ ria.
gue berpindah tempat dengan ajeng, ka ben melihat ke arah gue, “kenapa pindah?” Tanya ka ben. “ajeng takut” jawab gue pindah lalu duduk kembali. Ka ben hanya ber’oh’ ria.
Sepanjang film di puter gue selalu berfikir yang tidak2
tentang ajeng, apa mungkin ajeng suka sama ka ben? Tapi kan ajeng tau kalau gue
udah suka sama ka ben duluan. Masa sih ajeng tega sama gue.
Gue berusaha membuang jauh-jauh segala pikiran negative
tentang ajeng dan ka ben. Kemudian focus kembali dengan film yang sedang di
putar.
Hacim hacim,, terdengar suara bersin di ajeng, “minta tissue
dong la” katanya sambil menutup hidungnya. Gue memberikan tissue kepada ajeng,
tapi dia terus bersin-bersin. Ka ben yang gue kenal sebagai cowo terbaik
lansung memberikan jaketnya kepada ajeng. Gue melihat seulas senyum ajeng ketika ka ben meminjamkan jaketnya.
Lagi-lagi sakit hati ini, gue membuang jauh-jauh pikiran
negative gue. Gue berfikir mungkin memang sebaiknya ka ben meminjamkan jaketnya
karna ajeng kan sakit.
Ketika film beres kita langsung segera ke parkiran untuk
pulang,
“kenapa murung?” Tanya ka ben kepada gue.
“hah? Gpp kok. Haha” gue berusaha terlihat seceria mungkin di hadapan ka ben.
“ajeng, lo pulang sama siapa?” Tanya gue
“kenapa murung?” Tanya ka ben kepada gue.
“hah? Gpp kok. Haha” gue berusaha terlihat seceria mungkin di hadapan ka ben.
“ajeng, lo pulang sama siapa?” Tanya gue
“sendiri, naik angkot.” Kata
ajeng sambil menutupi hidungnya yang meler
“buset, kamu kan lagi sakit. Bareng kita aja yuk aku kebetulan bawa mobil” kata ka ben ga tega.
“buset, kamu kan lagi sakit. Bareng kita aja yuk aku kebetulan bawa mobil” kata ka ben ga tega.
Di perjalanan pulang tadi gue BT setengah mati, gue kecewa
setengah mati, gue sakit hati setengah mat, ketika di parkiran, gue duduk di
depan di samping ka ben seperti biasanya, dan ajeng duduk sendirian di
belakang. Tapi ajeng langsung minta tuker posisi dengaan gue, dengan alesan
gara-gara tadi nonton film horror dia jadi takut duduk sendirian di belakang.
Menurut gue itu alesan yang gila, gila banget! Tapi gue menyetujui, karna
lagi-lagi gue ga tega sama ajeng. Sepanjang perjalanan ke rumah ajeng, gue
berasa kambilng conge. Mereka berdua ngobrol tanpa inget kalau di dalem mobil
itu masih ada gue.
Jadi gue buka twitter aja dari pada BT.
di twitter gue baca ada 1 twit yg membuat gue tertegun beberapa saat isinya.
hati-hati loh sama sahabat kalau nikung presis-nya 99% akurat!
di twitter gue baca ada 1 twit yg membuat gue tertegun beberapa saat isinya.
hati-hati loh sama sahabat kalau nikung presis-nya 99% akurat!
gue seketika langsung ga mood
ngapa-ngapain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar