Minggu, 14 Juli 2013

" aku dia dan kanker" part 2


Suatu ketika sepulang sekolah, ka alvon nyamperin gue

“ra, hari ini ada acara ga?” Tanya ka alvon.
“ummmh ga ka, kenapa?” jawab gue cepat.
“mau ikut aku? Ke suatu tempat” kata ka alvon sambil melihat ke arah jam tangannya.
“oh, boleh. Emangnya kita mau ke mana?” Tanya gue heran
“ikut aja yuk, pasti kamu ga akan nyesel.” Kata ka alvon sambil menarik tangan gue, agar segera mengikuti langkah kakainya kea rah parkiran mobil,

Setelah perjalan sekitar 15 menit, kami berhenti di sebuah supermarket.
“beli makanan dulu yuk sebentar.” Ucap ka alvon setelah berhasil memarkirkan mobil. Aku hanya mengikuti ka alvon dari belakang.

Ketika di dalem supermaket ka alvon  membeli banyak sekali coklat. Buset! Ini coklat untuk siapa banyak banget. Tapi gue ga nanya, gue hanya mengikuti ka alvon. Setelah selesai kami kembali ke dalam mobil.

“ka itu coklat banyak banget, untuk siapa?” Tanya gue heran.
“nanti juga kamu tau.” Jawab ka alvon sambil senyum.

Sekitar 20 menit di perjalanan.
akhirnya kami nyampe juga di sebuah rumah sakit (?)
ngapain coba kita ke rumah sakit,

“ka alvon, ngapain kita ke sini ka? Siapa yang sakit?” Tanya gue sambil bantuin ka alvon bawa coklat-coklat tadi.
“nanti juga kamu tau.” Jawab ka alovon sambil terus tersenyum.

 

Ketika kami sudah berada di lantai 3 rumah sakit itu, ka alvon bilang
“andara, sekarang kita mau jenguk anak-anak penderika kanker. Nanti di ruangan sana, kamu bersikap biasa-biasa aja. Anggap mereka ga ngidap penyakit kanker ya.” Kata ka alvon lalu tersenyum ke arah gue.

What? Jenguk anak-anak penderita kanker.
gue ga nyangka orang sepopuler ka alvon punya jiwa social yang tinggi. Serius deh gue ga nyangka bangget.

“ra? Kok bengong?” kata ka alvon membuyarkan lamunan gue
“hah? Oh hehehe, kita udah nyampe ruangannya?” Tanya gue
“udah.. yuk masuk.. “ kata kata ka alvon menggenggam tangannku

Ketika gue masuk ke ruangan itu, anak-anak di sana pada teriak gembira “KAK ALVON!!!”
gue sontak kaget, hmm pasti ka alvon sering banget ke sini, makanya anak-anak ini hafal sama ka alvon.
kondisi anak-anak pengidap kanker di sini, menurut gue penuh semangat, mereka ga kelihatan seperti orang sakit, walaupun dari fisik mereka emang terlihat menghawatirkan.
gue melihat ada anak yang matanya di balut kasa, ada yang tangannya gede sebelah, ada yang mulutnya di tutupi oleh masker, ada yang duduk di korsi roda. Dan 99% mereka tidak mempunya rambut.
gue awalnya ngeri melihat mereka. Tapi setelah beberapa menit gue beradaptasi gue sepertinya bisa melihat anak-anak tersebut dari sisi baiknya, bukan dari buruknya fisik mereka.

“hallo ade ade.. apa kabar nih??” Tanya ka alvon kepada mereka yang langsung mengambil posisi duduk manis di depan ka alvon. Kayanya mereka sudah terbiasa seperti ini. Duduk manis menyambut tamu yang datang. Gue melihat mereka satu persatu dari samping pintu, sedangkan ka alvon berjalan maju mendekati anak-anak itu.

“BAIK, LUAR BIASA YES YES YES!” jawab anak-anak tersebut ceria.
“ahh puji Tuhan.. karna kalian baik, kalian luar biasa. Kaka bawa coklat untuk kalian.” Kata alvon riang. Dia lalu menatap gue sambil tersenyum manis, gue balas senyum kembali.
“oh ya, sebelum kaka bagi coklat, kaka mau kenalin temen kaka ini (sambil menarik gue ketengah ruangan) ini ka andara. Kasih hallo dulu dong ke ka andara” kata ka alvon sambil tersenyum ke arah gue
“HALLO KA ANDARA” jawab anak-anak tersebut serentak.

Setelah gue dan alvon bagi-bagi coklat, kita nyanyi bareng-bareng tapi kali ini salah satu simpatisan lain yang mengajak anak-anak ini nyanyi. Lalu ka alvon nyamperin gue, dia pegang tangan gue
“kamu ngeri ya ngeliat mereka?” kata ka alvon
“ga” kata gue sambil memandangi anak-anak yang asik menyayi.
“yakinnn..??” kata ka alvon sambil mempererat genggaman tangannya
“ummh awalanya ia,tapi ngapain juga takut ngeliat mereka, Mereka itu orang-orang special. Penuh semangat. Hebat!” kata gue

ka alvon tidak menjawab apa-apa. Tapi dia langsung melepaskan genggamannya dari tangan gue. Gue langsung ngeliat ke arah ka alvon, dia memandangi ke arah anak-anak itu.

“kaka hebat! Aku ga nyangka loh, kaka bisa peduli sama anak-anak penderita kanker gitu.” Kata gue.
“mereka, tuh masih kecil tapi di kasih cobaan segini besar. Mereka anak-anak penderita kanker stadium lanjut. Susah untuk sembuh,dokter bilang umur mereka juga ga lama. Jadi apa salahnya kita hibur mereka, di saat-saat terakhir hidupnya.” Kata ka alvon lalu nunduk.

“aku bangga sama kaka” kata gue singkat.

“hah?! Jam 3!! Gawat.. ummh ra, maafin aku maafin aku banget. Aku harus pergi, astaga Tuhan yesus.. kamu bisa pulang sendiri ga? Ahh aku panggilin taxi ya.. ayo-ayo ikut sini,” kata ka alvon tiba-tiba membuat gue kaget, kita menginstruksikan kepada simpatisan yang lain kalau kita harus segera pergi, salah satu dari mereka mengangkat jempolnya menandakan setuju. Kita belum sempat pamit ke anak-anak. Tapi alvon langsung lari-lari.

“ka, aku ga kenapa-kenapa kok pulang sendiri. Serius..” kata gue kepada ka alvon di lift.
“ia aduh maaf banget ra.. nanti aku panggilin taxi dulu  buat kamu.” Kata ka alvon, sambil berlari-lari ketika pintu lift baru saja terbuka.

Gue pulang naik taxi.
sebelum taxinya jalan, ka alvon berulang kali minta maaf ke gue. Sebenernya ka alfon ini kenapa sih.
segitu terburu-burunya.
di perjalanan gue terrus memikirkan ka alvon.

Ketika sampai di rumah, gue sms tlp ka alvon. Tapi panggilan sibuk.
sejam setelah gue tlp ka alvon. Ka alvon sms ke hp gue.

From : ka alvon

Andara, maaffff banget ya tadi buat kamu pulang sendiri.
tadi aku bener-bener lupa kalau aku ada janji yang penting banget.
dan ga mungkin aku batalin.
sekali lagi aku minta maaf
** bersambung ke "aku dia dan kanker part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar