Senin, 15 Juli 2013

"aku,dia dan kanker" part 3


*bel pulang sekolah*

Ketika gue lagi masukin buku ke dalem tas, ka alvon masuk ke kelas gue.
“hei ra, mau ikut jenguk anak-anak yg wktu itu?” Tanya ka alvon
“boleh.. yuk langsung aja.” Kata gue cepat.

Ketika di perjalan ke rumah sakit kita ngobrol-ngobrol di mobil

“kaka nanti kalau lulus mau lanjut ke mana?” kata gue
“ummh kedokteran UI.” Kata dia cepat
“ohhh bagus.” Kata gue
“nanti begitu lulus S1, aku mau lanjut spesialis. Dokter onkologi.” Kata dia lagi
“onkologi itu apa ya ka?” Tanya gue bingung
“onkologi  itu kanker” jawab ka alvon
“ohh..” Tanya gue lagi

Belum sempat ka alvon melanjutkan perbincangan, tiba-tiba gue melihat darah segar keluar dari hidung ka alvon. Gue panic, tapi ka alvon belum menyadari kalau dia mimisan ka alvon masih asik menyetir.
“ka, kaka mimisan tuh! Kaka sakit?” kata gue segera menyadarkan ka alvon

Ka alvon reflex langsung meraba hidungnya, yang sudah banyak mengeluarkan darah. Ka alvon, mengelap mimisannya dengan tangannya, sehingga membuat darah tersebut malah kemana-mana.

“di lapnya pake tisu ka. Sini sini sama aku di lap” kata gue sambil mengelap hidung ka alvon yang terkena darah tersebut.
ka alvon menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Gue keluar mobil untuk membasahi tisu, gue lap tangannya yang tadi terkena darah juga. Tapi darah yang keluar dari hidung ka alvon tidak berhenti-berhenti.
akhirnya gue keluar dari mobil, pergi ke sebuah warung yang letaknya tidak terlalu jauh dari mobil ka alvon, di sana gue membeli ice cream.
gue berlari-lari, saat sampai di mobil gue kompres hidung ka alvon agar mimisannya berhenti.
saat itu gue melihat ka alvon sangat pucat, dia tidak mengatakan apa-apa saat mimisan.

Ketika, mimisan tersebut sudah tidak keluar lagi, kita melanjutkan perjalanan ke rumah sakit kanker.

“ehm, andara makasih ya” kata ka alvon sambil melirik ke arah gue
“ohh, ia sama-sama ka” jawab gue sambil tersenyum.

Perjalanan ke rumah sakit terasa sangat lama, karna di dalam mobil gue dan ka alvon sama sekali tidak ngomong. tidak Seperti biasanya.
ketika sampai di rumah sakit, seperti biasa ka alvon menggandeng tangan gue.

Ketika di lorong rumah sakit, ada seorang dokter nyamperin kita.
“alvon..” seru dokter tersebut
“hallo dokter,..” jawab ka alvon, lalu langsung melihat ke arah gue.
“ummh andara, aku boleh ngobrol sebentar sama dokter? Kamu tunggu aku sebentar di depan lift ya.” Kata ka alvon lagi. Gue hanya mengagguk dan tersenyum.

Saat itu ka alvon terlihat mengobrol sama dokter tersebut, dan gue fikir pasti tentang anak-anak. Ah  ka alvon emang care banget sama anak-anak. Gue bangga banget.

Akhir-akhir ini gue jadi sering main ke rumah sakit sama ka alvon.
gue jadi seneng main ke sana,.

Tapi satu minggu terakhir ini, gue main ke sana sendirian. Mungkin ka alvon lagi ada urusan keluarga 1 minggu ini. Soalnya udah 1 minggu ka alvon ga masuk sekolah.

Gue kangen banget sama ka alvon, tapi mungkin dia lagi sibuk banget 1 minggu ini. Jadi belum sempet ngabarin gue. Gue tlp pun hpnya ga aktif.

Waa ini tepat 3 minggu ka alvon ga kesekolah.
di kelasnya sih di tulis kalau ka alvon sakit! Sakit  apa? Kenapa ka alvon ga ngabarin gue?
gue Tanya ke anak-anak kelasnya ga ada yang tau kalau ka alvon sakit apa.
setelah 3 minggu gue ga denger kabar ka alvon, tiba-tiba ka alvon sms gue.

From : ka alvon

Hallo andaraku yang paling cantik.
maaf ya 3 minggu ini aku ga ngasih kabar ke kamu.
aku lagi sakit,
tapi kamu ga perlu khawatir, aku sakit tipes ko. Hehe
aku kangen banget sama kamu.
bisa ga kamu kirim video kamu lewat e_mail.
aku tunggu ya.. :))
salam kangen dari orang yang sayang banget sama kamu! <3

 

Gue sedikit tenang mendapat kabar dari ka alvon. Akhirnya gue kirim video ke ka alvon. Di video itu gue bilang kalau gue kangen banget sama ka alvon.

sekarang ka alvon ga pernah nyalain hp’a. e_mail dari gue juga ga pernah di bales sama ka alvon!


Akhirnya ka alvon masuk sekolah juga.

Hari ini ka alvon mau sekalian ngambil ijasah dan buku kenangan.
gue seneng bisa liat dia lagi, walau nanti gue dan ka alvon ga akan satu sekolah lagi.

“KA ALVON!!” teriak gue, sambil berlari menghampiri ka alvon.
“hei ra, kangen banget deh sama kamu.” Kata ka alvon lalu tersenyum
“ka, kok kaka kurusan sih? Pucet lagi. Kaka masih sakit?” Tanya gue sedih
“namanya juga tipes ra, haha. Eh aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Ikut yuk..” kata ka alvon.
gue mengangguk lalu ka alvon menggandeng tangan gue.

lagi-lagi gue seneng banget ka alvon ngegandeng tangan gue, menuju mobilnya.
walau gue tau, ka alvon sama sekali ga pernah minta gue jadi pacarnya.
ya selama ini, kita ga pacaran. Tapi tingkah kita seperti orang pacaran.tapi gue nikmatin aja semua kebersamaan antara gue dan ka alvon selama kita1 sekolah.

Hari ini seperti biasa kita ke swalayan buat beli coklat. Lalu jenguk anak-anak penderita kanker.
sampai di sana, kita bener-bener seneng-seneng. Gue ikut nyanyi-nyanyi sama anak-anak. Gue rasa ini ga kaya biasanya, ini seru banget.  Gue seneng bisa ada di antara anak-anak ini. Begitu juga ka alvon, dia begitu menikmati kebersamaan ini.

Setelah selesai jenguk anak-anak, ka alvon ngajak gue ke tempat lain.
tapi ketika di lorong rumah sakit, gue dan ka alvon ketemu sama dokter yang waktu itu. Ka alvon tersenyum kearah gue, lalu nyamperin dokter itu lagi. Mereka terlihat berbincang serius. Lalu ka alvon berlari kearah gue “yuk pergi sekarang” katanya sambil tersenyum

Ka alvon mengajak gue ke kawah putih kebetulah kalau dari rumah sakit jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 2 jam perjalanan. Kita lalu parkir mobil ka alvon ngajak gue foto-foto di sana. Terus ketika beristirahat ka avlon membeli sebuah minuman,

“nih buat kamu, Fanta. Dulu aku pecahin Fanta kamu kan. Sekrang aku gantiin.” Ka alvon memberikan pelastik berisi Fanta.

5 menitan kita diem. Menikmati indahnya kawah putih.

“ra, aku seneng banget hari ini. Bisa seharian bareng-bareng sama kamu” kata ka alvon
“aku juga. Kapan-kapan kita kaya gini lagi ya ka.” Kata gue sambil tersenyum manis kea rah ka alvon

Ka Alvon tidak menjawab dia hanya tersenyum.
tiba-tiba hidung ka alvon lagi-lagi mimisan. Segera menngelap darah yang keluar, tapi ka alvon hanya tersenyum.
Masa sakitnya tipes tapi kok mimisan terus pikir gue heran.

4 minggu ka alvon ga ada kabar.
hingga suatu hari,ka david, kakanya ka alvon jemput gue dia ngajak gue ketemu sama ka alvon.
gue seneng banget saat itu. Ka david ngajak gue ke rumah sakit tempat bisa kita jenguk anak-anak kanker. Gue seneng bangt sebentar lagi gue ketemu ka alvon. Pasti ka alvon lagi jenguk anak-anak penderita kanker deh.

Tapi tunggu dulu! Kenapa ka david menekan lantai 5 saat di lift rumah sakit? Padahal kan ruang anak penderita kanker ada di lantai 3. Guee mengikuti saja. Saat sudah sampai pada sebuah ruangan ternyata itu ruang ICU! Apa?!!!! ICU, oh mungkin ka alvon lagi jenguk seseorang di sana.
ka david memakaikan baju khusus dan penutup rambut agar gue bisa masuk ke ruangan itu.
“mungkin dia nunggu kamu” kata ka david. Gue hanya mengagguk, lalu masuk ke dalam ruangan. Di temani oleh ka david.

“KA ALVON!” teriak gue histeris.
reflex gue langsung berlari ke arah ka alvon. Ka alvon terkulai lemah di ranjang pasien! Gue melihat ka david, matanya sudah berkaca-kaca.

Gue duduk di sebelah ka alvon. Gue nangis sejadi-jadinya. Wajah ka alvon yang ceria, kini terlihat sangat pucat. Tangan kiri ka alvon di tusukan jarum infus, di tangan ka alvon ada alat yang di jepitkan pada jari tengahnya. Di dada ka alvon di tempeli alat-alat kedokteran. Mulut ka alvon di masukan selang besar berwarna biru. Di hidunynya ada selang untuk oksigen.!
gue di situ hanya bisa nangis. Alat-alat kedokteran di sana berbunyi sangat menyeramkan (tiiit tiit tiit)

Ka davin memegang pundaku. Gue menangis sejadi-jadinya gue pengang tangan ka alvon, masih hangat.

“ka alvon bangun. Aku kangen sama senyum kaka. Anak-anak juga kangen sama kaka. Kaka bangun!” isak ku. Aku mencium kening ka alvon.
“aku sayang sama kaka. Bangun ka. BANGUNNNNNNNNN!” lanjutku, aku menggoyang-goyangkan badan ka alvon. Tapi tak ada reaksi.
ka david menahan badanku agar aku berhenti menggoyang-goyangkan badan ka alvon.
“udah hampir 4 minggu alvon koma. Mungkin dia nunggu kamu de”

Keesokan harinya..

Gue memasuki ruang ka alvon. Gue melihat ka alvon masih seperti hari kemarin. Diam dan masih dengan alat-alat kedokteran yang melekat di tubuhnya. Gue duduk di sebelah ka alvon, gue pegang tangannya, gue kembali meneteskan air mata. Tiba-tiba gue mendengar langkah kaki yang mendekat, gue melihat ka david menghampiri gue. Dia memberikan gue tisu dan memberikan sebuah kertas.
gue membaca tulisan berinta biru yang gue tau jelas itu tulisan ka alvon..
“gue nemuin di kamar alvon 3 hari yang lalu.” Kata ka david

Ternyata itu adalah surat dari ka alvon. Isinya :

To : calon bidadari surgaku, andara christabel
from : alexander alvonsus

Hari ini aku seneng banget bisa satu hari penuh bareng-bareng sama kamu.
sebenernya hari ini aku ga boleh pergi2 kata dokter. Tapi aku minta untuk hari ini aja
sebelum aku di operasi besok. Aku takut banget ra operasinya gagal.
untuk itu hari ini aku ingin meluangkan waktu untuk kita.
kamu ga tau kan, selama ini aku sakit kanker di bagian dada. Makanya aku kenal sama anak-anak itu karna aku sering ke rumah sakit buat cek up. Maaf aku ga pernah ngasih tau kamu tentang penyakit aku ini. Besok aku operasi ra, kalau operasi ini gagal pasti kamu akan baca surat ini. Aku udah nitip surat ini ke ka david.
sekarang kamu pasti liat aku lagi terbaring di ruang ICU, atau mungkin sekarang kamu lagi liat aku udah di kubur. Bener kan operasinya pasti gagal. Kanker ini udah stadium 2 ra, jadi pasti udah nyebar banget. Sebenernya percuma aku di operasi toh, ini ga akan nyembuhin aku kan.
tapi orang tua aku bersikeras ingin aku di operasi. Kamu ingat dokter yang waktu itu aku temui? Dia dokter yang menangani penyakitku, dokter spesialis onkologi toraks.
hebat ya!
oh ya ra, aku kemarin dapet surat dari UI aku keterima kedokteran di sana jalur undangan!
aku seneng ra, tapi aku juga sedih. Walaupun keterima aku ga akan bisa kuliah di sana.
kamu bisa liatkan operasinya aja gagal. Itu tandanya sedikit banget kemungkinan aku bisa bertahan.
aku seneng banget kenal sama kamu, aku juga seneng banget kamu mau nemenin aku jenguk anak-anak penderita kanker. Saat itu kamu ga hanya hibur mereka, tapi kamu juga hibur aku.
aku ga pernah nyangka pertemuan kita sangat tidak di sengaja,
aku memecahkan Fanta yang kamu beli di kantin.
maaf ya, aku ga pernah bilang kalau aku cinta sama kamu, walau sebenernya aku memang cinta sama kamu. Dari dulu setiap aku pergi bareng kamu, aku ingin banget bilang “andara mau ga kamu jadi pacar aku” hahaha tapi aku nahan diri. Aku gamau buat kamu sedih. Aku hanya ingin bersamamu menjalani hidup sampai ku mati. Makanya aku sebut kamu, hidup dan matiku

“Makasih  selama ini, kamu udah jadi orang yang selalu ada buat aku”

..Love you..

Gue nangis hebat setelah baca surat itu di ruang ICU. Gue menggenggam tangan ka alvon yang lemah.
“aku juga sayang banget sama kaka.” Kata gue lalu mencium keningnya.
setelah itu gue melihat ka alvon meneteskan air mata.
“kalau kaka mau pergi, aku udah ikhlas. Tunggu aku di surga nanti ya ka. I love u” kata gue sambil meneteskan air mata..
tiba-tiba monitor jantung di sebelah gue berbunyi nyaring. Gue melihat, monitornya. Dan gue langsung teriak-teriak manggil dokter. Dokter masuk, dan ternyata ka alvon udah ga ada.

(3 tahun kemudian)
Ka alvon udah tenang di sana,sekarang gue terdaftar jadi simpatisan di rs.dharmais rumah sakit kanker terbesar di Indonesia. Gue ingin ngehibur anak-anak yang punya sedikit harapan untuk hidup lebih lama. Dan 2 tahun kemaren gue udah resmi menjadi mahasiswi di FK UI. gue ingin menjadi dokter kanker deh, sama kaya cita-cita ka alvon. Gue ingin menyelamatkan dan nolong lebih banyak orang yang menderita penyakit kanker seperti ka alvon. Semoga ka alvon juga seneng liat gue sekarang. gue bangga pernah mengenal sosok cowo penderita kanker di bagian dada, yang tidak pernah ngeluh, punya banyak semangat, mempunyai cita-cita yang mulia, selalu berusaha melukiskan senyum di wajah orang lain,
dan
peduli sama anak-anak penderita kanker
“tunggu aku di surga ya ka.!”

~tamat~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar